kievskiy.org

Mengenal Penyakit Sifilis atau Raja Singa, Gejalanya Sering Tidak Disadari

Ilustrasi bakteri.
Ilustrasi bakteri. /Pixabay/Arek Socha

PIKIRAN RAKYAT - Sifilis atau yang biasa disebut raja singa, merupakan penyakit menular seksual akibat infeksi bakteri. Penyakit ini menyebabkan luka tidak nyeri yang terdapat di alat kelamin, rektum, atau mulut. Selain dari hubungan seksual, biasanya sifilis dapat menyebar melalui kontak kulit atau kontak dengan luka tersebut.

Penyakit sifilis tidak terasa nyeri karena tidak ada gejala yang signifikan. Namun, pada tahap awal terinfeksi, sifilis tidak akan aktif di dalam tubuh selama beberapa lama hingga bakteri ini aktif kembali. Jika masih dalam tahap gejala awal, sifilis bisa disembuhkan dengan suntikan penisilin.

Gejala sifilis dapat diketahui dengan adanya luka tidak nyeri pada alat kelamin, rektum, mulut, atau bagian kulit lainnya. Beberapa orang tidak akan menyadari karena tidak adanya rasa sakit yang ditimbulkan. Luka ini bisa sembuh dengan sendirinya, namun jika tidak menerima pengobatan, bakteri ini akan tetap berada di dalam tubuh.

Selain itu, jika tidak segera ditangani atau diberikan pengobatan, sifilis dapat merusak otak, organ lain seperti mata, saraf, pembulu darah, tulang, persendian, hati, bahkan jantung. Dan jika sifilis terjadi ketika kehamilan, sifilis bisa ditularkan kepada anak yang berada dalam kandungan.

Gejala terjadinya sifilis ini ditandai dengan beberapa tahap dan setiap tahap memiliki gejala yang bervariasi. Tahap tersebut dikategorikan dengan primer, sekunder, laten, atau tersier. Untuk tahap primer, gejala awalnya berupa luka kecil yang bisa disebut chancre. Luka ini muncul di tempat masuknya bakteri ke dalam tubuh. Kebanyakan orang yang terinfeksi sifilis hanya memiliki satu chancre, namun beberapa orang bisa memiliki beberapa chancre.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Rheumatoid Arthritis atau Reumatisme: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Jika tidak diobati, tahap selanjutnya yaitu sifilis sekunder akan memunculkan gejala ruam yang bisa saja menutupi seluruh tubuh. Ruam ini biasanya tidak terasa gatal dan bisa disertai luka seperti kutil di mulut atau terdapat pada area genita. Beberapa orang bahkan mengalami lebih banyak gejala dengan kerontokan rambut, demam, nyeri otot, sakit tenggorokan dan adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Selanjutnya, ada tahap gejala laten. Jika dalam tahap sekunder sifilis belum diobati, penyakit ini bisa saja berpindah dari tahap sekunder ke tahap laten atau tersembunyi, sehingga membuat tidak adanya gejala. Tahap ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun karena adanya infeksi bakteri dalam tubuh. Gejalanya mungkin saja tidak akan kembali, atau bisa saja penyakit dapat berkembang ke tahap tersier.

Sifilis tersier ini berlangsung secara lama, terjadi hingga sepuluh sampai tiga puluh tahun setelah timbulnya infeksi pada tubuh. Biasanya, pada tahap laten yang tidak memiliki gejala, namun bisa saja muncul setelah dua hingga tiga tahun. Pada tahap yang lebih lanjut ini sifilis bisa merusak otak, jantung, pembulu darah dan lainnya dan dapat terjadi selama bertahun-tahun jika infeksi yang sudah terjadi tidak diobati.

Selain itu, ada neurosifilis yang merupakan gejala perkembangan bakteri yang menyebar ke sistem saraf. Seseorang yang mendapatkan neurofilis mungkin tidak menunjukkan gejala untuk waktu yang lama, atau bisa saja gejala tersebut berkembang secara bertahap. Gejala yang terjadi bisa menyebabkan dimensia, perubahan pada saat berjalan yang membuatnya tidak terlihat normal, gangguan pendengaran, sakit kepala atau kejang, masalah penglihatan bahkan bisa kehilangan penglihatan, juga kelemahan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat