kievskiy.org

Metode Passive Cooling, Alternatif Pendingin Ruangan Selain AC yang Ramah Lingkungan

Ilustrasi pendingin ruangan atau AC.
Ilustrasi pendingin ruangan atau AC. /kengkreingkrai Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Saat perubahan iklim terjadi, terlebih diperparah dengan adanya gelombang panas, lebih banyak orang bergantung pada pendingin udara untuk membuat mereka tetap merasa nyaman. Para ahli mengatakan, pendinginan secara pasif dapat me ngurangi beberapa tekanan.

Musim panas di Kuwait bisa menjadi sangat panas. Udara panas keluar dari setiap sudut kota, membuat suhu di sekitarnya sangat tinggi. Saking tingginya, sampai-sampai membuat orang yang hanya melakukan yoga di dalam ruangan mengeluarkan keringat seperti orang yang sedang lari maraton. Kecuali, Anda tinggal dalam sebuah ruangan yang ada pendinginnya.

"Di Kuwait, Anda akan tinggal di apartemen dengan pendingin ruangan atau Anda akan naik kendaraan dengan pendingin di dalamnya atau Anda akan bekerja di dalam ruangan yang dingin atau Anda akan memasuki pasar swalayan yang penuh dengan pendingin ruangan. Tentu saja hal tersebut berdampak sangat buruk bagi lingkungan, tetapi hanya itu satu-satunya cara agar terhindar dari panasnya udara di Kuwait,” ujar Alexander Nasir, warga Kota Kuwait.

Baca Juga: Memikirkan Ulang Makanan yang Dikonsumsi demi Cegah Kerusakan Lingkungan Semakin Parah

Tak bisa disangkal, krisis iklim telah membuat gelombang panas lebih sering terjadi di seluruh dunia. Bahkan pada tahun 2018, menurut International Energy Agency, penggunaan pendingin ruangan dan kipas angin listrik membuat konsumsi listrik global naik sebanyak 10 persen.

Sebanyak 90 persen rumah di dunia memiliki pendingin ruangan di dalamnya. Meskipun pendingin ruangan telah dipasang di beberapa negara seperti Jepang dan Amerika Serikat, ada beberapa wilayah yang masih merasa kepanasan. Hanya 8 persen yang bisa merasakan dinginnya pendingin ruangan di negara-negara yang memiliki suhu relatif tinggi. Karena musim panas kali ini berkali-kali lipat lebih panas dari sebelumnya, permintaan akan pendingin ruangan semakin naik.

Konsumsi atau penggunaan listrik diperkirakan akan naik tiga kali lipat pada tahun 2050. Beberapa negara menggunakan energi yang sangat banyak seperti yang dilakukan India dan China saat ini untuk mendinginkan ruangan. Untuk memecahkan masalah tersebut, para peneliti menyarankan untuk melakukan metode pendinginan pasif yang bisa menurunkan suhu dengan energi yang kecil bahkan tidak menggunakan energi sama sekali.

Metode passive cooling atau pendinginan pasif ini adalah proses menurunkan temperatur ruangan hingga berada dalam temperatur ideal dengan proses alami tanpa menggunakan alat elektronik.

Baca Juga: Bahaya Asal Ikut Tren Diet di Media Sosial, Picu Kekurangan Nutrisi hingga Kesehatan Mental

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat