kievskiy.org

Memikirkan Ulang Makanan yang Dikonsumsi demi Cegah Kerusakan Lingkungan Semakin Parah

Ilustrasi membeli bahan makanan.
Ilustrasi membeli bahan makanan. /Erik Scheel Pexels

PIKIRAN RAKYAT - Sistem makanan global yang memungkinkan kita untuk membeli apa pun makanan yang kita mau, kapan pun dan di mana pun kita berada. Perilaku ini sering kali ber dampak buruk bagi lingkungan. Dapatkah kita untuk mengubah perilaku tersebut?

Buah pir dari Argentina, bluberi dari Peru, dan kacang mede dari California merupakan beberapa contoh dari ribuan produk makanan yang dapat dibeli ketika berada di pasar swalayan. Satu abad ke belakang, sepertinya para leluhur kita tidak pernah memikirkan tentang keanekaragaman makanan yang melimpah. Sekarang kita bisa memilih makanan apa pun yang kita suka.

Satu pasar swalayan di Jerman menyediakan lebih dari 10.000 produk. Di Amerika, pasar swalayan rata-rata menjual lebih dari 30.000 produk menurut Asosiasi Industri Makanan Amerika. Konsumen atau pembeli mungkin akan sedikit kebingungan saat memilih produk atau jenis makanan yang akan mereka beli.

Namun, apakah Anda tahu, pembelian produk makanan tersebut memiliki dampak bagi lingkungan? Menurut European Commission, konsumsi makanan adalah penyebab utama dari beberapa kerusakan lingkungan yang ada saat ini.

Baca Juga: Tren Diet Sehat yang Ampuh Turunkan Berat Badan Menurut Ahli Nutrisi

Masalah yang timbul akibat konsumsi berlebihan

Produksi makanan menghasilkan satu perempat dari emisi gas rumah kaca dunia. Kebanyakan dihasilkan dari daging sapi dan susu. Produksi daging sapi dan susu ini menyumbang hampir 15 persen dari emisi gas rumah kaca di seluruh dunia. Memproduksi makanan juga mengakibatkan masalah lain seperti polusi, hilangnya keanekaragaman hayati, kontaminasi tanah dan kelangkaan air.

Konsumsi makanan di seluruh dunia meningkat selama beberapa dekade. Negara-negara berpenghasilan tinggi seperti Amerika dan Jerman menjadi negara yang paling banyak mengonsumsi makanan. Pada saat yang bersamaan, PBB memperkirakan rumah tangga di seluruh dunia membuang 11 persen dari jumlah makanan yang tersedia (meskipun survei ini tidak mencakup negara-negara berpenghasilan rendah). Jadi, mengapa kita membeli makanan lebih banyak dari yang kita bisa konsumsi?

Manusia secara tidak sadar memiliki ketakutan akan kelaparan. Rasa takut akan kelaparan ini berawal dari masa sulit untuk mendapatkan makanan berabad-abad lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat