kievskiy.org

Simak Dua Manfaat Jadikan Makanan sebagai Obat yang Bisa Diketahui

Ilustrasi makanan sebagai obat.
Ilustrasi makanan sebagai obat. /Pixabay/Devon Breen Pixabay/Devon Breen

PIKIRAN RAKYAT - Makanan sebagai obat mungkin merupakan konsep yang muncul di dunia Barat. Namun, pemikiran ini telah ada selama berabad-abad sebagai landasan kesehatan bagi banyak budaya di seluruh dunia.

Dilansir laman Medical News Today, peran diet (pola makan) dan makanan dalam pencegahan dan pengelolaan penyakit dibandingkan dengan pengobatan konvensional telah lama dipertanyakan.

Fakta bahwa diet dapat memengaruhi kesehatan seseorang telah diakui dengan baik oleh penyedia layanan kesehatan di seluruh dunia. Orang yang memiliki asupan nutrisi yang memadai lebih mungkin untuk memiliki sistem kekebalan yang kuat, kehamilan, dan persalinan yang lebih aman.

Selain itu, risiko diabetes dan penyakit kardiovaskular (gangguan pada jantung dan pembuluh darah) di kalangan mereka yang pola makannya bagus, juga lebih rendah. Oleh karena itu, mereka bisa hidup dengan jangka waktu yang lebih lama ketimbang orang-orang yang cuek dengan pola makan.

Baca Juga: Mengenal Prebiotik, Makanan Bakteri Usus yang Miliki Banyak Manfaat

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa diet yang kaya gula tambahan, lemak jenuh dan lemak trans dan natrium dapat menyebabkan peradangan kronis, faktor risiko yang mendasari perkembangan penyakit jantung, diabetes tipe 2, kesehatan usus yang buruk, dan penyakit kronis lainnya.

American Heart Association (Asosiasi Jantung Amerika) baru-baru ini membuat rekomendasi diet dan gaya hidup sehat. Rekomendasi kelompok ini adalah diet yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, susu rendah lemak, protein hewani dan nabati, serta makanan tanpa lemak untuk mendukung kesehatan kardiovaskular.

Menurut para ahli, diet yang disarankan American Heart Association ini sangat membantu mengurangi faktor risiko berbahaya penyakit kardiovaskular, termasuk peradangan, peningkatan kolesterol, tekanan darah tinggi, dan kurang tidur.

Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa karotenoid atau antioksidan yang secara alami ditemukan di beberapa sayuran dan buah-buahan dalam makanan, juga dapat meningkatkan metabolisme darah orang dengan penyakit liver (hati).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat