kievskiy.org

40 Persen Warga Jakarta Idap Obesitas Sentral, IDAI Minta Fasilitas Olahraga Diperbanyak

Ilustrasi obesitas.
Ilustrasi obesitas. /Pixabay/Steve Buissine Pixabay/Steve Buissine

PIKIRAN RAKYAT - Sebanyak 40 persen penduduk DKI Jakarta berusia 15 tahun ke atas menderita obesitas sentral. Hal itu dikatakan oleh Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso yang menukil data dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).

Menurut dr. Piprim, penderita obesitas sentral akan memunculkan berbagai penyakit tidak menular (PTM). Artinya, obesitas sentral lebih berbahaya bagi para penderitanya.

"Itu lebih bahaya dari obesitas yang biasa karena visceral fat, itu nanti kaitannya dengan diabetes, hipertensi, dan seterusnya," ujar dr. Piprim dalam pernyataan pada Jumat, 3 Maret 2023, dikutip Pikiran-rakyat.com dari Antara.

Lebih lanjut, dr. Piprim memaparkan, kasus obesitas yang melanda Eropa sepanjang kurun waktu 2001-2016 mulanya hanya mencapai 1 persen dari jumlah penduduk, hingga kemudian berkembang menjadi 11 persen dari jumlah penduduk.

Baca Juga: DPR Minta Pertamina Pikirkan Pasokan BBM Usai Kebakaran di Depo Plumpang Jakarta

"Di Indonesia pun enggak jauh beda. Obesitas kita, kan, anak-anak itu sekira 10 sampai 11 persen. Jadi enggak jauh beda dengan negara-negara lain," ujarnya menerangkan. "Lagi-lagi obesitas sama diabetes dan sindrom metabolik itu bagaikan satu paket gitu," ujar dia lagi.

Meski begitu, dr. Piprim menilai, obesitas sentral yang memunculkan risiko PTM dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat.

"Penyakit akibat gaya hidup baru, maka pencegahannya pun lewat gaya hidup. Misalnya pola makan, olahraga, pola gerak," ujarnya menuturkan. "Jadikan olahraga menjadi kebutuhan, di mana-mana harusnya ada fasilitas olahraga. Di sekolah, di puskesmas, biar anak-anak itu bergerak," ujarnya mengimbuhkan.

Selain itu, dr. Piprim mengatakan, masyarakat juga harus memperhatikan kualitas istirahat setiap harinya.

"Tidur juga harus cukup. Karena tidur ini bisa berkaitan dengan sindrom metabolik yang lain," ujarnya menambahkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat