kievskiy.org

Polusi Picu ISPA pada Anak Balita, Bisa Komplikasi Jadi Pneumonia yang Berisiko Kematian

Ilustrasi pneumonia. Polusi picu ISPA pada anak balita.
Ilustrasi pneumonia. Polusi picu ISPA pada anak balita. /Pixabay/fujikama

PIKIRAN RAKYAT - Nama penyakit ISPA saat ini semakin sering disebut. Kondisi polusi udara yang terus meningkat menyebabkan semakin banyak masyarakat yang terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), tak terkecuali anak-anak.

Catatan stasiun Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) per tanggal 15 September 2023 menunjukkan masih banyak wilayah yang masuk kategori tidak sehat. Situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merilis, stasiun ISPU yang menunjukkan kategori tidak sehat adalah Sumur Batu dan Bantar Gebang di Jawa Barat, Lubang Buaya di Jakarta, Pasir Jaya dan Serpong di Banten, serta di Bukit Kecil Sumatera Selatan.

Rilis itu menyebutkan bahwa kategori tidak sehat itu berarti kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Hal itu utamanya berdampak pada masyarakat yang menderita asma dan penyakit jantung.

Akan tetapi, untuk setiap orang, kondisi udara tidak sehat itu juga berdampak. Utamanya adalah mengalami penyakit ISPA, baik ISPA atas maupun ISPA bawah. Pada anak usia di bawah lima tahun (balita), ISPA atas yang tidak berbahaya itu berpotensi besar menjadi ISPA bawah yang memiliki risiko kematian.

Baca Juga: Polusi Udara dan ISPA Meningkat, Sejumlah Langkah Pencegahan Perlu Dilakukan

"Polusi beberapa minggu terakhir sangat berpengaruh, walaupun katanya Bandung enggak sehebat Jakarta dalam hal polusinya. Tetapi beberapa minggu ini, banyak sekali anak yang mengalami masalah saluran napas mulai dari batuk pilek, lalu angka pneumonia juga sekarang lagi naik. Masalah pernapasan lainnya seperti asma juga meningkat. Mereka yang tadinya sudah stabil enggak ada serangan, akhirnya ada serangan lagi karena pengaruh polusi," ucap dokter Spesialis Anak dari RS Hasan Sadikin, Sri Sudarwati, di Bandung, Jumat, 15 September 2023.

Ia mengatakan, ISPA terdiri dari ISPA atas dan ISPA bawah. ISPA atas bisa berbentuk radang tenggorokan, salesma, dan flu. ISPA atas memiliki gejala seperti batuk, pilek, dan demam. Tetapi, anak tidak mengalami sesak napas.

Bila tidak ada komplikasi, ISPA atas bisa sembuh dalam tiga hari. Namun, ISPA atas bisa berlanjut menjadi ISPA bawah ketika virus dan bakteri masuk ke saluran napas bagian bawah. ISPA bawah itu disebut juga pneumonia atau radang paru-paru.

Mengenali pneumonia

Menurut Sri, gejala ISPA bawah atau pneumonia memiliki gejala khusus yaitu anak mengalami sesak atau kesulitan bernapas. ISPA bawah itu pada umumnya selalu diawali dengan ISPA atas dengan gejala seperti demam, batuk, dan pilek.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat