kievskiy.org

Pneumonia pada Balita, Mengenali Gejala hingga Komitmen Pemerintah untuk Tekan Angka Kematian

Ilustrasi pneumonia. Polusi picu ISPA pada anak balita.
Ilustrasi pneumonia. Polusi picu ISPA pada anak balita. /Pixabay/fujikama

PIKIRAN RAKYAT - Pneumonia telah menjadi penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang setiap tahunnya tercatat sebagai penyebab utama kematian pada bayi dan balita. Bahkan, pneumonia merupakan pembunuh utama balita di dunia dan di Indonesia.

Pada anak usia balita, pneumonia biasanya dimulai dari ISPA atas yang tidak berbahaya. Namun, lama-kelamaan, ISPA atas berpotensi besar menjadi ISPA bawah yang memiliki risiko kematian.

Menurut dokter Spesialis Anak dari RS Hasan Sadikin, Sri Sudarwati, ISPA atas bisa berbentuk radang tenggorokan, salesma, dan flu. ISPA atas memiliki gejala seperti batuk, pilek, dan demam, tetapi anak tidak mengalami sesak napas.

Bila tidak ada komplikasi, ISPA atas bisa sembuh dalam tiga hari. Namun, ISPA atas bisa berlanjut menjadi ISPA bawah ketika virus dan bakteri masuk ke saluran napas bagian bawah. ISPA bawah itu disebut juga pneumonia atau radang paru-paru.

Baca Juga: Polusi Picu ISPA pada Anak Balita, Bisa Komplikasi Jadi Pneumonia yang Berisiko Kematian

"ISPA atas bisa berlanjut ke ISPA bawah karena daya tahan tubuh atau sistem kekebalan anak sedang tidak bagus. Anak, terutama balita, ketahanan untuk kekebalan tubuhnya sedang dibangun. Jadi anak-anak yang di bawah usia 5 tahun lebih rentan. Anak balita lebih mudah kena pneumonia," ujar Sri di Bandung, Jumat, 10 November 2023.

Sampai saat ini, angka kematian akibat pneumonia sangat tinggi. Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan angka kematian tinggi untuk pneumonia pada balita. Pneumonia bisa berisiko kematian karena terjadi penurunan kadar oksigen dalam darah yang disebut hipoksia. Hal itu bisa terjadi karena terlambat ditangani.

Data Kementerian Kesehatan bahkan menyebutkan bahwa setiap tahunnya diperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal karena pneumonia. Kemenkes pun menargetkan angka kematian pneumonia harus turun jadi hanya tiga kematian per seribu kelahiran pada 2030.

Kenali tandanya pada tubuh anak

Sri menuturkan, untuk mewaspadai pneumonia, orangtua harus memerhatikan kondisi anak saat mengalami batuk. Utamanya untuk melihat apakah anak mengalami kesulitan bernapas.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat