kievskiy.org

Mengenal Bromat dan Dampaknya terhadap Kesehatan

Ilustrasi air minum.
Ilustrasi air minum. /PIXABAY/ExplorerBob

PIKIRAN RAKYAT - Bromat menjadi sorotan dan banyak dibicarakan belakangan, lantaran isu bahayanya air minum dalam kemasan (AMDK) yang tersebar di pasaran. Pasalnya, AMDK riskan penyakit tersebut mengandung kadar bromat di atas ambang batas seharusnya. Lantas apa itu bromat? Apakah berbaya jika senyawa tersebut masuk ke dalam tubuh?

Ahli Hidrogeologi-Geomedis di Pusat Riset Sumber Daya Geologi, BRIN, Dr. Rizka Maria menjelaskan, secara ilmiah, bromat merupakan senyawa yang memiliki rumus kimia BrO3. Ciri khas ialah tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak ditemukan di alam. 

Bromat bukanlah senyawa alamiah yang normal ada di dalam air. Namun, senyawa ini terbentuk saat air disterilkan melalui proses ozonasi. Ada proses desinfeksi untuk membuat air minum dalam kemasan, di dalamnyalah bromat terbentuk.

Jelasnya, Ketika ozon bereaksi dengan bromida alami dalam sumber air, kandungan unsur brom bermuatan negatif akan menimbulkan reaksi dengan ozon (O3), sehingga terciptalah BrO3 atau yang kita kenal dengan istilah Bromat.

Pembentukan bromat dalam air minum yang didisinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mulai dari konsentrasi ion bromida, pH sumber air, jumlah ozon, dan waktu reaksi yang digunakan untuk mendesinfeksi air.

"(Sederhananya) bromat merupakan senyawa yang terbentuk dari unsur Bromida (Br–) yang secara alami ada di dalam bahan baku air untuk AMDK, dimana senyawa ini terbentuk dalam proses ozonisasi untuk desinfeksi bahan baku, ketika unsur Bromida terpapar dengan Ozon (O3) akan menghasilkan senyawa bromat," kata dia kepada Pikiran-Rakyat.com, Selasa, 28 Mei 2024.

"Senyawa Bromat dapat masuk ke air minum kemasan jika saat proses penyaringan dan disinfeksi tidak dilakukan dengan hati-hati atau jika terjadi kontaminasi dalam sumber air," tuturnya, menambahkan.

Berapa Ambang Batas Bromat dalam AMDK?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan ambang batas bromat dalam AMDK sebesar 10 ppb (part per billion) atau 10µg/L. Dasar penetapan ini bersandar pada jumlah kadar bromat dengan potensi kanker, yaitu sebesar 0,19 per mg/kg berat badan per hari.

Sebagaimana Health Canada dan US EPA (1999) telah memetakan, bromat diklasifikasikan sebagai kemungkinan karsinogenik alias pemicu kanker pada manusia, mengacu pada bukti yang cukup pada hewan.

Sejatinya, secara alami, air tanah mengandung bromida. Sementara, bahan utama pembuatan AMDK tak lain adalah air tanah yang bersumber dari mata air pegunungan. Konsentrasi bromida dalam air tawar biasanya berkisar kurang dari 0.5 mg/L, menurut data WHO tahun 2019.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat