PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah negara Timur Tengah hingga Afrika Utara saat ini memulai memperingati gerakan revolusinya atau yang lebih dikenal dengan Arab Spring.
Arab Spring diketahui merupakan peristiwa revolusi yang melibatkan negara Timur Tengah hingga Afrika Utara di mana masing-masing negara menggulingkan pemimpin otoriternya.
Hal tersebut bermula pada Tunisia, sebuah negara di Afrika Utara di mana terdapat seseorang yang membakar dirinya sendiri hingga tewas sebagai bentuk protes terhadap pemerintahanya.
Peristiwa tersebut menjalar ke negara-negara seperti Mesir, Libya, Yaman, hingga Suriah.
Berdasarkan laporan terbaru sebagaimana dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency, kelompok Ikhwanul Muslimin di Mesir pada Senin, 25 Januari 2021 waktu setempat berjanji untuk melanjutkan perjuangan mereka menuntut keadilan pada peringatan 10 tahun gerakan protes Arab Spring.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok itu berikrar untuk melanjutkan upaya mereka agar memastikan masyarakat Mesir dapat memilih penguasa mereka berdasarkan pemilihan yang adil.
Baca Juga: Islamofobia Kembali Terjadi di Eropa, Turki Kecam Serangan Masjid Aabenraa
Kelompok itu menyebut pengorbanan para martir dan korban luka tidak akan pernah dilupakan dan mereka juga mendesak masyarakat internasional untuk mendukung aspirasi masyarakat Mesir.
Gerakan protes pada 25 Januari 2011, menyebabkan penggulingan presiden Hosni Mubarak, mengakhiri pemerintahannya selama 30 tahun.