PIKIRAN RAKYAT - Selandia Baru memperingati 2 tahun tragedi penembakan oleh kelompok bersenjata pendukung supremasi kulit putih terhadap jemaah yang sedang melakukan salat Jumat di 2 masjid di Kota Christchurch.
Serangan itu menewaskan total 51 orang, menjadi salah satu hari paling traumatis bagi warga Selandia Baru.
Dikutip Pikiran-rakyat.com (PR) dari Aljazeera pada 13 Maret 2021, ratusan orang berkumpul di Christchurch Arena untuk memperingati tragedi itu.
Kiran Munir, mengungkapkan bahwa suaminya merupakan salah satu korban yang tewas akibat serangan itu.
Baca Juga: Catat Waktunya! Kawasan Bromo Akan Ditutup Sementara Selama Perayaan Nyepi
Baca Juga: Ramalan Zodiak 14 Maret 2021: Cancer, Leo, Virgo, Kerja Keras Saat Ini Berpengaruh di Masa Depan
"Pada hari itu, hati saya hancur berkeping-keping sebagaimana hati 50 keluarga korban lainnya," ucapnya.
"Tak pernah terbayangkan, saya tak akan bersama dia (suami-red) lagi," katanya mengimbuhkan.
Temel Atacocugu, korban selamat dari serangan itu mengatakan, serangan itu adalah serangan bagi kemanusiaan.
"Bagaimanapun, masa depan ada di tangan kita. Kita akan terus berjalan dan bersikap positif," ujarnya.