kievskiy.org

Eropa Dilanda Kekeringan Terparah sejak 2.000 Tahun Lalu, Peneliti Sebut Masa Depan Bisa Lebih Parah

Gelombang panas dan kekeringan di Eropa sudah mencapai titik paling ekstrem sepanjang 2.000 tahun terakhir akibat perubahan iklim.
Gelombang panas dan kekeringan di Eropa sudah mencapai titik paling ekstrem sepanjang 2.000 tahun terakhir akibat perubahan iklim. /PIxabay/_Marion

PIKIRAN RAKYAT - Sejak 2014, Eropa menjalani musim panas yang begitu menyengsarakan lantaran disertai dengan gelombang panas dan kekeringan terparah dalam 2.000 tahun terakhir.

Krisis iklim yang begitu parah ini terungkap dalam sebuah studi yang meneliti situasi iklim Eropa menggunakan cincin tahunan pada pohon. 

Para peneliti berhasil mempelajari iklim Eropa hingga ke masa Kekaisaran Romawi, lebih dari 2.000 tahun lalu, hanya melalui catatan 'alami' cincin tahunan pohon.

Dalam studi tersebut, disimpulkan penyebab gelombang panas dan kekeringan parah di Eropa ialah kenaikan suhu bumi secara drastis belakangan ini.

Baca Juga: Soroti Artikel Media Soal BTS di Grammy 2021, RM: Kami Tidak Akan Berhenti

Baca Juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin Ungkap Penyebab Lambatnya Laju Vaksinasi Covid-19

Gelombang panas menciptakan dampak yang begitu parah, mulai dari kematian ribuan orang, rusaknya pertanian, hingga peningkatan kebakaran hutan.

Selain itu, muka air kanal dan sungai di Eropa juga semakin menurun. Hal ini menyebabkan banyak arus lalu lintas pengiriman logistin yang tertunda.

Turunnya muka air sungai di Eropa juga membuat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) kesulitan mendapatkan material pendingin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat