kievskiy.org

Dokter dan Perawat Turun ke Jalan, Tuntut Aksi Kekerasan Junta Militer Myanmar

Seorang pekerja medis mengenakan pita merah selama protes menentang kudeta yang menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Rumah Sakit Umum Yangon, di Yangon, Myanmar, 3 Februari.
Seorang pekerja medis mengenakan pita merah selama protes menentang kudeta yang menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, di Rumah Sakit Umum Yangon, di Yangon, Myanmar, 3 Februari. /Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Kisruh di Myanmar semakin panas, imbas kudeta militer masyarakat turun kejalan sampaikan penolakan.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi di awal Februari 2021 lalu.

Protes nasional digaungkan jalanan dipenuhi para demonstran yang menuntut kembalinya demokrasi di tanah Myanmar.

Menanggapi aksi protes, pasukan keamanan gunakan kekuatan mematikan menggunakan peluru tajam, gas air mata hingga peluru karet ditembakkan dalam upaya menghentikan demonstrasi.

Baca Juga: Selama 5 Hari Sudah Lebih dari 2.000 Lansia Divaksin di YDSP, Kota Bandung

Baca Juga: Ganjar Pranowo Ancang-Ancang, Sudah Siapkan Plan B untuk Vaksinasi Covid-19 di Bulan Puasa

Situasi panas memakan banyak korban, para dokter dan perawat memutuskan turun ke jalan, berunjuk rasa pada Minggu 21 Maret 2021.

Para dokter dan perawat menuntut aksi damai, kekerasan para militer telah gagal menghalangi mereka untuk tetap turun berunjuk rasa.

Dengan mengenakan topi dan mengacungkan poster Aung San Suu Kyi mereka berbaris melalui Maladay, keta dan ibu kota budaya terbesar kedua di Myanmar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat