kievskiy.org

Usai AS, Johnson & Johnson Kini Tunda Distribusi Vaksinnya di Eropa

Vaksin Johnson & Johnson./
Vaksin Johnson & Johnson./ /Reuters/Dado Ruvic Reuters/Dado Ruvic

PIKIRAN RAKYAT - Saat ini sejumlah kandidat vaksin Covid-19 telah berhasil jalani uji klinis dan tengah diberikan kepada masyarakat umum.

Johnson & Johnson merupakan salah satu jenis vaksin Covid-19 yang digunakan oleh sejumlah negara.

Namun seiring berjalannya waktu, ditemukan adanya efek samping yang serius yakni penggumpalan darah usai penyuntikan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson.

Kasus serupa sebelumnya pernah dialami oleh AstraZeneca di mana adanya laporan penggumpalan darah pada sejumlah penerima vaksin.

Baca Juga: Kerap Langgar Perbatasan Laut Natuna Utara, China Kini Masuk Secara Ilegal di Laut Filipina Barat

Baca Juga: Berharap Warga Jalani Ibadah Puasa dengan Aman, PBB Serukan Gencatan Senjata di Yaman Selama Ramadhan

Hal itu membuat distribusi vaksin AstraZeneca menjadi ditunda lantaran harus menunggu hasil uji klinis lebih lanjut.

Berdasarkan laporan terbaru yang dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency, Johnson & Johnson mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan pendistribusian vaksin di Eropa setelah regulator kesehatan Amerika Serikat menyerukan penghentian penggunaannya.

Perusahaan tersebut mengatakan telah meninjau kasus-kasus terkait dengan otoritas kesehatan Eropa dan memutuskan menunda peluncuran vaksin di Eropa.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS sebelumnya menghentikan distribusi vaksin Johnson & Johnson setelah ditemukannya enam kasus penggumpalan darah sekitar dua minggu setelah suntikan diberikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat