kievskiy.org

Wartawan Al Jazeera Bongkar Alasan Israel Bombardir Gedungnya: 10 Tahun di Sini, Saya Tak Lihat Apa-Apa

Serangan udara Israel telah Memasuki hari keenam yang terus sasar perbatasan Gaza, meratakan gedung-gedung tinggi di wilayah tersebut.*
Serangan udara Israel telah Memasuki hari keenam yang terus sasar perbatasan Gaza, meratakan gedung-gedung tinggi di wilayah tersebut.* /Reuters/Mohammed Salem Reuters/Mohammed Salem

PIKIRAN RAKYAT - Serangan udara Israel terhadap Gedung Al-Jalaa di Gaza Palestina, yang dihuni oleh sejumlah media internasional seperti Al Jazeera dan Associated Press (AP) memicu kecaman dari banyak pihak.

Pasalnya, jurnalis merupakan salah satu pihak yang tak boleh diserang dalam peperangan terbuka. Bahkan, Amerika Serikat sempat meminta Israel untuk tetap menjaga keamanan wartawan di Gaza Palestina.

Wartawan Al Jazeera dan AP yang menjadi korban pengeboman Israel di Gaza Palestina angkat suara dan menceritakan bagaimana peristiwa mengerikan itu terjadi.

Youmna Al-Sayed mendapatkan peringatan serangan udara Israel terhadap Gedung Al-Jalaa di Gaza Palestina kurang dari sejam sebelum pengeboman.

Baca Juga: Pantai Pangandaran Jadi Lautan Wisatawan, Susi Pudjiastuti Ungkap dari Mana Para Turis Berasal

Padahal, bangunan setinggi 11 lantai yang memuat pekerja media internasional dan 60 keluarga Palestina ini hanya memiliki satu lift.

Semua penghuninya dipaksa untuk turun secara bersamaan sebelum Israel meluluhlantakkan seluruh Gedung Al-Jalaa di Gaza Palestina.

"Kami meninggalkan lift untuk mengevakuasi lansia dan untuk anak-anak," kata jurnalis lepas Palestina itu dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Al Jazeera.

"Dan kami semua berlari ke bawah dan siapa saja yang bisa membawa anak-anak, membantu mereka turun ke bawah," kata Youmna. Dirinya membantu dua anak Gaza Palestina untuk mengevakuasi diri keluar Gedung Al-Jalaa.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat