PIKIRAN RAKYAT - Tragedi penyerangan kelompok supremasi kulit putih ke 2 masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru, pada tahun 2019 rencananya akan dibuat film oleh Hollywood.
Serangan itu terjadi saat umat muslim di sana sedang menunaikan salat Jumat hingga akhirnya menewaskan total 51 orang.
Tragedi tersebut menjadi salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Selandia Baru.
Hollywood berencana membuat film soal tragedi itu dari perspektif Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.
Baca Juga: Syarief Hasan Desak Pemerintah Tinjau Rencana Kenaikan Tarif PPN: Melemahkan...
Namun, rencana tersebut mengundang kritik keras dari publik Selandia Baru. Banyak yang menolak rencana pembuatan film itu karena mengesampingkan para korban selamat yang masih berjuang pulih dari trauma sampai sekarang.
Dikutip Pikiran-rakyat.com dari The Guardian pada 11 Juni 2021, sebagian warga Selandia Baru menilai rencana pembuatan film dengan fokus kepada Jacinda Ardern sebagai rencana yang eksploitatif dan tidak berperasaan.
Guled Mire, advokat dari komunitas muslim yang menjadi korban serangan 2 tahun lalu mengatakan, sampai saat ini, banyak korban selamat yang mengalami masalah mental karena trauma akibat serangan itu.
Baca Juga: N7X Concept Disebut Pengganti BR-V hingga HR-V, Honda Buka Suara
"Kenyataannya banyak korban serangan yang masih berjuang sampai saat ini. Mereka berjuang untuk pulih dari trauma, masalah keuangan, semuanya," ucap Guled Mire.