kievskiy.org

Presiden Iran Ebrahim Raisi Menolak Bertemu Joe Biden, Ogah Rundingkan Program Rudal Teheran

Presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi
Presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi /Reuters


PIKIRAN RAKYAT - Presiden terpilih Iran, Ebrahim Raisi menunjukkan sikap garis keras dalam pidato pertamanya sejak menang telak dalam pemilu presiden negara Republik Islam itu.

Dalam pidatonya, Ebrahim Raisi menolak bertemu dengan Presiden AS Joe Biden serta menolak merundingkan program rudal balistik Teheran.

Ebrahim Raisi mengatakan dia tidak akan bertemu dengan Biden, bahkan jika kedua belah pihak menyetujui persyaratan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015, di mana Iran setuju untuk menghentikan pengayaan uranium dengan imbalan pencabutan sanksi AS yang melumpuhkan.

Ebrahim Raisi berjanji menyelamatkan kesepakatan nuklir tersebut untuk mengamankan bantuan dari sanksi AS yang telah menghancurkan ekonomi Iran.

Namun dia mengesampingkan batasan kemampuan rudal Iran dan dukungan untuk milisi regional.

Baca Juga: Kesal Bukan Main, Aurel Hermansyah Mendadak Ambil Sikap Siap Ceraikan Atta Halilintar: Aku Mundur

“Itu (program rudal) tidak bisa dinegosiasikan,” kata Raisi dalam pidatonya, Senin, 21 Juni 2021, dikutip dari AP News.

Dia menambahkan bahwa AS 'wajib mencabut semua sanksi yang menindas Iran'.

Ebrahim Raisi (60) merupakan seorang ulama, dia anak didik dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Pada Sabtu 19 Juni 2021, berdasarkan hasil pemilihan Iran, Ebrahim Raeisi telah mengungguli pemungutan suara dan secara tidak langsung terpilih menjadi Presiden Iran.

Terpilihnya Ebrahim Raeisi sebagai Presiden Iran menimbulkan sedikit kecaman dari pihak tetangga.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat