kievskiy.org

Perbatasan China Ditutup dan Hantaman Pandemi Covid-19, Kondisi Rakyat Korea Utara Memprihatinkan

Di tengah pandemi dan ditutupnya perbatasan China, banyak warga Korea Utara yang makin jatuh dalam kemiskinan.
Di tengah pandemi dan ditutupnya perbatasan China, banyak warga Korea Utara yang makin jatuh dalam kemiskinan. /Reuters/Edgar Su

PIKIRAN RAKYAT - Pihak berwenang Korea Utara baru-baru ini mulai menjual beras kepada warga dengan harga lebih rendah daripada yang dijual di pasar.

Meski telah menjual beras di bawah harga pasar, masih terdapat keluarga miskin yang tidak bisa membeli beras.

Menurut sumber Daily NK di Korea Utara, pihak berwenang Korea Utara yang dipimpin Kim Jong Un mulai menjual beras dengan harga di bawah pasar di kota-kota dan kabupaten di seluruh Provinsi Hamgyong Utara, termasuk Chongjin dan Hoeryong, mulai 9 Juli.

Beras telah dijual sekitar KPW 7.000 atau setara Rp88.000 per kilogram di daerah tersebut. Tetapi pihak berwenang mulai menjual komoditas tersebut sekitar KPW 3.500-4.000 atau sekitar Rp45.000-Rp50.000.

Baca Juga: Sempat Bantah Sedang Berbadan Dua, Aurel Hermansyah Justru Ngadu Rasakan Mual ke Ashanty

Namun, di Hoeryong, 20-40% keluarga di distrik seperti Nammun-dong, Songchon-dong, Gangan-dong, dan Yuson-dong dilaporkan tidak membeli beras karena kekurangan uang.

Tak Punya Uang, Tak Ada Beras

Sumber Daily NK itu percaya bahwa ini karena penduduk setempat semakin miskin karena penutupan perbatasan Korea Utara-China yang berlarut-larut dan pembatasan aktivitas pasar karena Covid-19.

“Mereka telah membatasi aktivitas pasar karena virus corona, dan khususnya, pembatasan penyelundupan selama hampir dua tahun telah berdampak besar,” katanya.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 23 Juli 2021: Nino Siap Penjarakan Elsa Usai Dengar Pengakuan Mengejutkan Mama Sarah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat