PIKIRAN RAKYAT - Wanita di Afghanistan akan diizinkan untuk melanjutkan studi mereka di universitas tetapi ruang kelas akan dipisahkan berdasarkan gender.
Pengumuman itu disampaikan oleh menteri pendidikan baru Taliban, Abdul Baqi Haqqani.
Haqqani mengatakan bahwa wanita akan terus diizinkan untuk hadid di kampus di bawah rezim baru Taliban, termasuk di tingkat pasca sarjana, tetapi pakaian Islami akan menjadi kewajiban.
Baca Juga: Ayah Taqy Malik Disebut Lakukan Penyimpangan Seksual, Bawa Nama Ulama untuk Membela Diri
"Pendidikan dasar dan sekolah menengah atas dipisahkan berdasarkan gender, dan gadis-gadis di sekolah menengah harus memakai tunik sampai ke lutut dan jilbab putih"," kata dia, dikutip dari Sky News, Senin, 13 September 2021.
Ia menambahkan celana jeans, makeup, dan perhiasan dilarang.
Selama era pertama Taliban berkuasa di akhir 1990-an, perempuan dan anak perempuan di negara itu sepenuhnya dikucilkan dari kehidupan publik dan dilarang berpendidikan.
Kini Taliban mengklaim ada perubahan termasuk menghormati hak-hak perempuan. Namun, perempuan di Afghanistan masih di larang berolahraga.
Setelah keluarnya AS, mahasiswa di seluruh Afghanistan kembali memasuki kampus. Namun, dalam beberapa kasus perempuan dipisahkan dari laki-laki dengan tirai atau papan di tengah kelas.
Guru dan siswa di universitas di kota-kota terbesar Afghanistan seperti Kabul, Kandahar dan Herat mengatakan pelajar perempuan dipisahkan di kelas, diajar secara terpisah atau dibatasi pada bagian-bagian tertentu dari kampus.