SAMBIL berdiri di dekat satu makam di taman yang berdampingan dengan rumahnya di Permukiman Hamidiyeh di Kota Aleppo, Suriah Utara, Muhammad Fahid melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Seraya mengusap wajahnya, ia berkata, "Ini adalah makam istri saya." Ia menunjuk kepada batu nisan di satu makam di bagian tengah tempat yang biasanya menjadi taman. Sebelum krisis bertahun-tahun di Suriah, bunga mawar biasa ditanam di banyak kebun di Aleppo tapi ketika kematian mulai menghantui selama perang, kebun semacam itu telah berubah menjadi tempat pemakaman. Lebih dari 20 kebun telah menjadi kompleks pemakaman di Aleppo karena angka kematian sangat tinggi sehingga orang harus mencari tempat lain sebagai lokasi peristirahatan terakhir keluarga mereka yang tewas. Fahid menambahkan, istrinya meninggal pada 2013 akibat stroke dan setelah memeriksa tiga pemakaman resmi, ia tak bisa menemukan tempat untuk memakamkan jenazah istrinya. Ia juga menghadapi keseulitan untuk sampai ke pemakaman itu sebab sebagian jalan dikuasai oleh gerilyawan atau berada di medan tempur. Jadi, ia memutuskan untuk mengubur jenazah istrinya di dekat rumah mereka. "Setiap hari, saya bangun untuk melihat ke makamnya dari balkon dan membaca ayat-ayat suci Alquran untuk arwahnya sambil mengenang hari-hari menyenangkan saat kami bersama," katanya. Di Hamidiyeh, ada dua kebun yang dipisahkan oleh jalan dan kedua kebun tersebut dipenuhi kuburan. Demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis 22 Desember 2016. Bagi orang dewasa, lokasi itu sekarang menjadi pemakaman tetapi bagi anak-anak di permukiman tersebut, lokasi itu masih seperti kebun dan nisan kuburan tak menghalangi mereka bermain di dalam kompleks itu terutama saat salju menyelimuti Aleppo. Pada Rabu 21 Desember 2016, anak-anak berlarian di antara kuburan. Mereka membuat bola salju dan saling melempar seakan-akan kuburan tersebut adalah mawar di kebun. Pemandangan itu sangat luar biasa mengingat kondisi tempat tersebut. Gambaran kuburan biasanya berkaitan dengan kesedihan, ketakuran, dan burung gagak. Akan tetapi, dalam gambaran di Aleppo itu, lalu lintas padat di sekitar kebun makam itu sementara anak-anak bermain salju dengan gembira. "Sejak awal krisis, orang tak memiliki akses ke pemakaman resmi. Mereka mulai mengubur keluarga mereka yang meninggal di kebun," kata Alaa Addien Durbas, makelar barang tak bergerak yang memiliki kantor di kebun di Hamidiyeh. "Dulu ada kebun yang dipenuhi pohon dan setelah krisis, semuanya telah menjadi tempat pemakaman," katanya. Tetangganya, Muhammad Abyad, pedagang pakaian bayi, mengatakan, kebun itu dinamakan Kebun Hamidiyeh tapi sekarang tempat tersebut menjadi Pemakaman Syuhada karena kebanyakan orang yang tewas adalah korban perang. "Selama krisis, jumlah orang yang tewas telah bertambah dan tak ada tempat untuk menguburkan mereka. Jadi, fenomena ini telah mulai," katanya. Ia mengatakan, orang mulai menguburkan kerabat mereka di Kebun Hamidiyeh, kuburan demi kuburan sampai tempat tersebut penuh sehingga orang pindah untuk menguburkan orang yang meninggal di kebun lain. "Ke mana pun Anda pergi sekarang di Aleppo, hampir semua kebun telah berubah menjadi pemakaman," katanya. Aleppo termasuk di antara kota besar yang paling parah dilanda krisis di Suriah dan pemandangan kehancuran memenuhi tempat itu. Kota tersebut telah terpecah antara wilayah gerilyawan di bagian timur kota dan pemerintah di bagian barat. Setelah satu serangan baru-baru ini, militer memulihkan hampir semua bagian timur tetapi tragedi tetap terjadi saat ribuan cerita disampaikan mengenai penderitaan yang telah dirasakan kota tersebut dan warganya. Kebun kuburan adalah salah satunya.***
Kisah Kebun Mawar yang Jadi Makam di Aleppo
![Taman-taman di Aleppo diubah menjadi pemakaman paska terjadinya konflik](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/703x0/webp/photo/image/2016/12/makam aleppo.jpg)
Taman-taman di Aleppo diubah menjadi pemakaman paska terjadinya konflik
Terkini Lainnya
Tags
Suriah
Aleppo
makam
mawar
taman
pemakaman
Artikel Pilihan
Terkini
Israel Merongrong Rafah Tembus ke Gaza Utara, 6 Tewas, Puluhan Ribu Orang Terusir
Demo Besar di Israel Tak Ngaruh? 'Niat' Gencatan Senjata si Penjajah Nol Progres
Temuan Mengejutkan, Tanda Awal Autisme Terungkap dalam Eksperimen Otak Mini
PPIH dan Wamenhaj Saudi Bahas Rencana Kontrak Jangka Panjang Layanan Haji
Didemo 130.000 Warganya, Israel Tetap Tutup Mata soal Gencatan Senjata di Gaza
Polling Pikiran Rakyat
Terpopuler
Kecelakaan Laut di Pantai Pangandaran, 1 Korban Asal Astana Anyar Bandung Meninggal Dunia
Kiamat 29 Juni 2024 Menurut Prediksi Peramal India, Ini 10 Tanda Kiamat Menurut Al-Qur'an
Pusat Data Nasional Dibobol Hacker, Data 800.000 Mahasiswa Pendaftar KIP Kuliah Raib
Meksiko vs Ekuador di Copa America 2024: Prediksi Skor dan Starting Line-up
Kurir Baby Lobster dari Pangandaran Ajukan Praperadilan Atas Dugaan Penyelundupan di Cilacap
15 Tempat Jogging yang Nyaman dan Gratis di Bandung, Olahraga Seru Badan Semakin Sehat
Prediksi Skor Portugal vs Slovenia di Babak 16 Besar Euro 2024: Preview dan Starting Line-up
Prediksi Skor Spanyol vs Georgia di Euro 1 Juli 2024: Statistik, Head to Head, Susunan Pemain
Rekomendasi Jajan Puas dan Murah Meriah di Antapani Bandung
Prediksi Skor Spanyol vs Georgia di Euro 2024: Preview dan Starting Line-up
Kabar Daerah
Maju di Pilgub Sulawesi Barat, Segini Harta Kekayaan Enny Anggraeny Anwar
7 Parpol Dukung Andra-Dimyati di Pilkada Banten 2024, Gerindra Masih Buka Pintu bagi Parpol Lain
Ini Perbandingan Harta Kekayaan Calon Gubernur Bengkulu: Helmi Hasan dan Dr. Rohidin Mersyah, Siapa Terkaya?
Pesona Kota Bandung : INILAH! Tiga Taman Penuh Cerita dan Bersejarah…
Intip Harta Kekayaan Tauhid Soleman Bakal Calon Gubernur Maluku Utara 2024
Pikiran Rakyat Media Network
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor 999/DP-Verifikasi/K/V/2022