kievskiy.org

Tak Ada Masker dan Vaksin, Ilmuwan Kebingungan Saat Afrika Menghindari Bencana Covid-19

Ilustrasi. Ilmuwan mengatakan kondisi Covid-19 di Afrika terlihat lebih baik dari AS dan Eropa meski benua tidak memiliki sumber daya perangi virus.
Ilustrasi. Ilmuwan mengatakan kondisi Covid-19 di Afrika terlihat lebih baik dari AS dan Eropa meski benua tidak memiliki sumber daya perangi virus. /Pixabay/jozuadouglas Pixabay/jozuadouglas

PIKIRAN RAKYAT- Aktivitas di sebuah pasar di luar Harare, Zimbabwe, terlihat normal layaknya kegiatan sebelum dunia dilanda pandemi Covid-19, dengan para pembeli yang berdesakan tanpa menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menjaga jarak.

Seperti di sebagian besar wilayah Zimbabwe, kebijakan pembatasan Covid-19 dengan cepat diturunkan seperti semula, ketika demonstrasi politik, konser, dan pertemuan rumah telah kembali.

Awal pekan ini, Zimbabwe memcatat hanya 33 kasus Covid-19 baru dan nol kematian, sejalan dengan penurunan penyakit baru-baru ini di seluruh benua, di mana data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa infeksi telah menurun sejak Juli.

Ketika Covid-19 itu pertama kali muncul tahun lalu, pejabat kesehatan mengungkapkan kekhawatiran bahwa pandemi itu akan melanda Afrika, dan menewaskan jutaan orang.

Baca Juga: Tanggapi Tuntutan Pembubaran MUI, Fraksi PPP: Sangat Berlebihan dan Mengada-ada

Meskipun masih belum jelas berapa jumlah korban Covid-19, namun skenario bencana itu belum terwujud di Zimbabwe atau di sebagian besar negara di Benua Afrika.

Para ilmuwan menekankan bahwa mendapatkan data Covid-19 yang akurat, terutama di negara-negara Afrika dengan pengawasan yang tidak merata, sangatlah sulit, dan memperingatkan bahwa tren penurunan virus dapat dengan mudah dibalik.

Tetapi ada sesuatu yang "misterius" terjadi di Afrika yang membingungkan para ilmuwan, kata Wafaa El-Sadr, ketua kesehatan global di Universitas Columbia.

"Afrika tidak memiliki vaksin dan sumber daya untuk memerangi Covid-19 seperti yang mereka miliki di Eropa dan AS, tetapi entah bagaimana mereka tampaknya lebih baik," katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman NZ Herald.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat