kievskiy.org

Pemikiran Donald Trump terhadap Iran, Alasan di Balik Kuasanya Menargetkan Qassem Soleimani

DONALD Trump.*
DONALD Trump.* /DOK. BROOKINGS

PIKIRAN RAKYAT - Pada 6 Oktober 1980, Donald Trump diwawancarai oleh Rona Barrett, salah satu kolumnis gosip paling terkenal di Amerika Serikat (AS), di salah satu media di AS.

Wawancara itu digelar beberapa minggu saat menjelang akhir krisis sandera Iran.

Kejadian sandera Iran, di mana rezim Iran pernah memiliki sejarah dalam mengambil 52 diplomat AS dan menahan warga AS setelah kedutaan diserbu, sehingga kemudian menahan mereka selama 444 hari.

Sekitar setengah jalan wawancara, Barrett bertanya kepada Trump apakah dia bisa membuat Amerika menjadi sempurna dan bagaimana ia melakukannya.

Baca Juga: Imbas Serangan Roket Iran ke Pangkalan AS, Harga Minyak dan Emas Melonjak Naik

Trump menjawab bahwa Amerika harus benar-benar menjadi negara yang mendapat rasa hormat dari negara lain.

Menelusuri jawaban Trump tersebut, ada hubungannya dengan salah satu teka-teki tentang serangan Trump terhadap Soleimani, mengapa ia melakukannya dan apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

Pemerintahan AS, sejauh ini telah menjalankan kebijakan yang sangat tegas terhadap Iran, dimulai dengan larangan bepergian, sanksi baru yang berat, mengundurkan diri dari kesepakatan nuklir Iran, dan memberikan sanksi ekonomi terhadap negara itu.

Akan tetapi, Trump tidak membalas balik Iran setelah adanya serangan pada bulan September 2019 pada fasilitas minyak Saudi yang dilakukan Iran.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat