PIKIRAN RAKYAT - Presiden Iran Hassan Rouhani, pada Senin, 3 Februari 2020 siap bekerja sama dengan Uni Eropa (UE) dalam menyelesaikan masalahnya yang terkait dengan kesepakatan nuklir yang telah disepakati dengan kekuatan dunia pada tahun 2015.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, hal itu dikatakan Hassan Rouhani ketika sedang melaksanakan pertemuan dengan kepala dinas luar negeri UE, Josep Borell.
Ia saat itu sedang melakukan perjalanan ke Iran untuk mencoba mengurangi ketegangan di Timur Tengah setelah pembunuhan seorang komandan militer Iran, Qassem Soleimani, terjadi seperti yang dilakukan AS di Irak pada bulan lalu.
Baca Juga: Penanganan Dugaan Pembakaran Sekretariat Belum Ada Kejelasan, GMNI Cianjur Angkat Bicara
Di bawah kesepakatan itu, Teheran setuju untuk mengekang kegiatan nuklirnya dengan imbalan yang harus didapatnya, yaitu dengan disetujuinya pencabutan sebagian besar sanksi internasional.
Akan tetapi, Amerika Serikat justru menarik diri dari kesepakatan itu pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadap Iran.
Dilaporkan Reuters, bahwa Iran mulai mengurangi komitmennya berdasarkan perjanjian nuklir tahun lalu untuk menekan pihak-pihak yang tersisa dalam perjanjian nuklir demi melindungi stabilitas perekonomian negaranya dari sanksi-sanksi AS, yang memungkinkan Iran untuk memperoleh manfaat penuh yang diuraikan dalam kesepakatan itu.
Baca Juga: Waspadai Email Palsu Ancaman Virus Corona, Pakar: Jangan Asal Klik, Pastikan Alamat Emailnya Resmi
Para pejabat Iran mengatakan bahwa semua tindakan mereka telah berada dalam parameter kesepakatan nuklir.