PIKIRAN RAKYAT - Dalam beberapa minggu terakhir ini, Amerika Serikat sedang dipusingkan oleh warga negaranya yang mengadakan demo Anti-Lockdown.
Meskipun jumlah korban dan angka kematiannya tinggi, warga Amerika Serikat ini menolak kebijakan lockdown yang diberlakukan disana.
Alasannya adalah Lockdown mereka yakini sebagai ancaman dari kebebasan warga Amerika Serikat.
Baca Juga: Selain Corona dan Bencana Lain, Peneliti Prediksi 2020 akan Jadi Salah Satu Tahun Terpanas
Salah satu dari pimpinan demonstran tersebut bernama Audrey Whitlock memimpin grup ReOpen NC di North Carolina.
Setelah beberapa kali mengadakan aksi unjuk rasa, Audrey mengakui bahwa dirinya telah dites positif terkena COVID-19.
"Saya telah diberitahu untuk tidak ikut berpartisipasi dalam acara publik ataupun privat seperti yang telah diminta oleh pemerintah.
"Bagi saya itu melanggar amandemen hak pertama saya soal kebebasan," tutur Audrey dikutip Pikiran-Rakyat.com dari World of Buzz.
Baca Juga: Usai Dokter 'Jatuh' dari Lantai 5, Perawat Rusia Mogok Massal saat Virus Corona Mengancam
Audrey pun memimpin aksi demonstran yang turun ke jalan tanpa menggunakan masker selama pandemi COVID-19.