kievskiy.org

Fakta Remdesivir, Obat Virus Corona di AS yang Justru Bisa Picu Kerusakan Organ Pernapasan

REMDESIVIR awalnya dikembangkan untuk mengobati Ebola dan kini dijadikan obat darurat untuk COVID-19 oleh FDA Amerika Serikat,*
REMDESIVIR awalnya dikembangkan untuk mengobati Ebola dan kini dijadikan obat darurat untuk COVID-19 oleh FDA Amerika Serikat,* /pixabay pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) baru-baru ini menyetujui Remdesivir sebagai obat darurat untuk memulihkan pasien COVID-19.

Seperti dikabarkan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, persetujuan itu sesuai dengan hasil percobaan yang dilakukan Pemerintah Federal AS.

Namun, ternyata obat juga memiliki efek samping yang tak kalah mencengangkan.

Baca Juga: Kabar Baik, Honda Berikan Servis Gratis untuk Tenaga Medis Indonesia

Obat ini sebenarnya pertama kali dikembangkan oleh Gilead Science untuk mengatasi infeksi virus Ebola.

Wabah Ebola yang sempat merebak beberapa tahun silam mendorong perusahaan farmasi AS untuk membuat obat Remdesivir sejak tahun 2015.

Awalnya, penelitian terhadap primata di Republik Demokratik Kongo menunjukkan hasil yang baik dan berpotensi menjadi obat yang tepat.

Baca Juga: VIDEO: Gelandang Persib Diusap-usap Pedangdut Ghea Youbi, Zola: Sudah Dapat Restu

Sayang, ternyata Remdesivir gagal menjadi pengobatan yang efektif bagi pasien Ebola.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat