kievskiy.org

Karena Rusia Menginvasi Ukraina, Sabuk Hitam Taekwondo Vladimir Putin Dicabut

Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden Rusia, Vladimir Putin. /PIXABAY/DimitroSevastopol PIXABAY/DimitroSevastopol

PIKIRAN RAKYAT - Invasi yang dilakukan ke Ukraina mengakibatkan sejumlah sanksi harus diterima Rusia.

Tidak hanya untuk negara, sanksi juga diberikan kepada Vladimir Putin secara pribadi sebagai pemimpin yang menyerukan invasi tesebut.
 
Pasalnya, sabuk hitam kehormatan Vladimir Putin telah dicabut oleh Federasi Internasional yang mengatur olahraga bela diri itu, World Taekwondo.

Dia terus diberi sanksi oleh otoritas olahraga, dengan liga dan organisasi olahraga di seluruh dunia menunjukkan dukungan mereka terhadap Ukraina.
 
 
 Berbagai negara dan otoritas olahraga menyatakan bahwa Rusia dihukum karena 'serangan brutal' terhadap Ukraina.
 
Sebagai seorang penggemar seni bela diri, Vladimir Putin dianugerahi sabuk hitam Dan ke-9 kehormatannya pada tahun 2013.
 
Berita terbaru ini datang di belakang pria berusia 69 tahun itu yang juga baru-baru ini diskors sebagai presiden kehormatan Federasi Judo Internasional.

"World Taekwondo sangat mengutuk serangan brutal terhadap kehidupan yang tidak bersalah di Ukraina, yang bertentangan dengan visi Taekwondo Dunia tentang 'Perdamaian Lebih Berharga daripada Kemenangan' dan nilai-nilai taekwondo dunia tentang rasa hormat dan toleransi," tutur pihak World Taekwondo.

 
 
Mereka menambahkan bahwa pihaknya menyatakan sikap berada di sisi Ukraina yang terkena invasi.

"Pikiran Taekwondo Dunia bersama rakyat Ukraina dan kami berharap untuk mengakhiri perang ini dengan damai dan segera," ucap World Taekwondo.
 
World Taekwondo yang mengatur federasi internasional untuk olahraga pun memutuskan untuk mencabut sabuk hitam milik Vladimir Putin.
 
"Dalam hal ini, World Taekwondo telah memutuskan untuk menarik sabuk hitam Dan ke-9 kehormatan yang diberikan kepada Vladimir Putin pada November 2013," katanya.
 
Baca Juga: Moskow Respons Keras Senator AS yang Meminta Warga Rusia Bunuh Vladimir Putin: Kebencian AS di Luar Grafik

Hal itu dilakukan untuk menunjukkan solidaritas dengan Komite Olimpiade Internasional.
 
World Taekwondo juga menegaskan bahwa tidak ada bendera atau lagu kebangsaan Rusia atau Belarusia yang akan ditampilkan atau dimainkan di acara-acara organisasi di seluruh dunia.
 
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Rusia berusaha untuk menghapus Ukraina dan rakyatnya ketika invasi Vladimir Putin memasuki hari ketujuh hari ini dengan serangan baru di semua lini, termasuk serangan yang diharapkan di kota yang menampung pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa.
 
Pria yang telah menjadi simbol pembangkangan dan keberanian Ukraina sejak perang dimulai itu mengatakan kepada rakyatnya hari ini bahwa Rusia "tidak tahu apa-apa tentang ibukota kita. Tentang sejarah kita. Tapi mereka punya perintah untuk menghapus sejarah kita. Hapus negara kita. Hapus kita semua".
 
Baca Juga: Sebut Invasi Rusia ke Ukraina Terburuk Dalam Sejarah, Uni Eropa Ancam Vladimir Putin

Volodymyr Zelensky mengatakan tanggapan Barat tidak cukup, menyerukan lebih banyak dukungan internasional, termasuk mendukung upaya Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa. 
 
"Ini bukan waktunya untuk bersikap netral," ucapnya.
 
Saat dia berbicara, pasukan sedang mempersiapkan barikade untuk mempertahankan kota Zaporizhzhia, termasuk menyiapkan pertahanan di sekitar reaktor pembangkit listrik Energodar.

Anton Gerashchenko, penasihat kementerian dalam negeri Ukraina, meminta para jenderal untuk melewati kota sambil memperingatkan mereka dapat menciptakan 'Chernobyl baru' jika pabrik rusak.

 
Baca Juga: Vladimir Putin Sebut Perang Lawan Nazi Nyata, Ukraina Dijamin Tak Terpecah Belah

"Karena kegilaan Putin, Eropa kembali berada di ambang bencana nuklir. Kota di mana pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa berada sedang mempersiapkan pertempuran dengan penjajah," ujarnya.

 
Anton Gerashchenko mengatakan bahwa kecelakaan bisa terjadi seperti di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl atau pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima. 
 
"Jenderal Rusia - pikirkan lagi! Radiasi tidak mengenal kebangsaan, tidak mengampuni siapa pun!," ucapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Daily Mail, Sabtu, 5 Maret 2022.

Sementara itu Sergey Lavrov, menteri luar negeri Rusia, memperingatkan bahwa jika Perang Dunia Ketiga dimulai di Eropa, itu akan menjadi 'nuklir dan destruktif' dalam ancaman terselubung bagi NATO untuk tidak terlibat di Ukraina.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat