kievskiy.org

NATO Diam-Diam Arahkan Hulu Ledak Nuklir ke Rusia, Moskow Sebut akan Lebih Buruk dari Perang Dingin

Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden Rusia, Vladimir Putin. /Reuters/Maxim Zmeyev

PIKIRAN RAKYAT - Perang atas nama kemanusian digelorakan Rusia dengan melancarkan operasi khusus militer ke Ukraina.

Akan tetapi dampak dari kebijakan Presiden Rusia, Vladimir Putin melebar ke berbagai aspek termasuk kemungkinan perang yang lebih besar dengan melibatkan banyak negara.

Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev mengatakan kepada Sputnik, ancaman konflik nuklir selalu ada. 

Bahkan ketika tidak ada yang menginginkan perang, pada titik tertentu hal itu bisa terjadi. 

Baca Juga: Tukang Sapu Dadakan di TPU Raup Untung Jelang Ramadhan 2022, Sehari Kantongi Rp300 Ribu

Oleh karena itu, kata dia perlu ada yang menerapkan kebijakan yang bertanggung jawab untuk menghindari perang lebih besar dengan menggunakan senjata mematikan.

"Tidak ada yang menginginkan perang, apalagi perang nuklir, yang merupakan ancaman bagi keberadaan peradaban manusia," kata dia seperti dikutip pada Sabtu, 26 Maret 2022. 

"Dalam pengertian ini, para analis yang mengatakan, mungkin agak sinis, tetapi bagaimanapun, bahwa pengembangan senjata nuklir telah mencegah sejumlah besar konflik di abad 20 dan 21, adalah benar. Ini benar. Faktanya, itulah yang terjadi," kata Medvedev, menjawab pertanyaan tentang kemungkinan konflik nuklir atau perang antara Rusia dan NATO.

Baca Juga: Zelensky Minta Dikirim Iron Dome ke Israel Sambil Ingatkan Peristiwa Holocaust 80 Tahun Lalu

Dia tak menampik jika saat ini ancaman untuk perang nuklir pasti ada, akan tetapi Rusia akan bertarung untuk menghindari hal tersebut. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat