PIKIRAN RAKYAT – Para ahli Yaman mengatakan bahwa serangan yang diluncurkan oleh kelompok separatis Houthi adalah upaya untuk menggagalkan pembicaraan damai minggu ini.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Arab News, Mahdi Al-Mashat, kepala Dewan Politik Tertinggi Houthi, pada hari Sabtu mengumumkan penghentian sepihak serangan rudal dan pesawat tak berawak ke Arab Saudi.
Selain itu juga penangguhan atas operasi militer di Yaman. Penghentian itu diberlakukan terutama yang berada di Provinsi Ma'rib tengah, dengan tenggat waktu selama tiga hari.
Sebagai bagian dari kesepakatan damai yang diusulkan, pemimpin kelompok separatis Houthi Yaman berjanji untuk memperpanjang gencatan senjata singkat menjadi gencatan senjata permanen.
Baca Juga: Sistem Bundling Minyak Goreng Marak di Solo, Penjual Terancam Denda Rp2 Miliar dan 5 Tahun Penjara
Syaratnya, asalkan Arab Saudi membalas dengan bersedia mencabut pembatasan di bandara Sana'a dan pelabuhan Hodeidah.
Namun, Yaman menyatakan keraguan mengenai keinginan kelompok separatis Houthi untuk perdamaian.
Operasi militer yang dilakukan oleh Coalition to Restore Legitimacy di Yaman telah mengumpulkan keuntungan kelompok separatis Houthi dan membantu pasukan pemerintah membebaskan banyak provinsi, termasuk Aden.
Milisi kelompok separatis tahun lalu menolak inisiatif perdamaian Arab Saudi untuk menghentikan perang, dan juga mengabaikan seruan lokal dan internasional untuk menghentikan serangan mematikan mereka di Kota Marib.