kievskiy.org

Penjualan Bom Nuklir dan Rudal Meningkat, China dan AS Saling Perkuat Wilayah

Ilustrasi rudal hantam tempat latihan tentara bayaran Ukraina.
Ilustrasi rudal hantam tempat latihan tentara bayaran Ukraina. /Reuters

PIKIRAN RAKYAT - Pasar global untuk senjata rudal dan bom nuklir mengalami peningkatan 73 persen dari level 2020, dengan dana terkumpul 126 miliar AS dalam waktu 10 tahun.

Allied Market Research mengatakan pasar global rudal dan bom nuklir meningkat salah satunya karena agresi Rusia di Ukraina.

"Pasar bom nuklir dan rudal global bernilai 72,64 miliar dolar AS pada 2020, dan diproyeksikan mencapai 126,34 miliar dolar AS pada 2030, tumbuh pada CAGR 5,4 persen dari 2021 hingga 2030," kata laporan dari Allied Market Research.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan akan menambah anggaran nasional yang nantinya diprioritaskan untuk memodernisasi triad nuklirnya.

Baca Juga: Ingin Akhiri Kekacauan, Presiden Ukraina Sebut Tak Ada Opsi Lain Kecuali Negosiasi

Sementara Amerika Utara mendominasi lebih dari setengah pasar global pada tahun 2020, dikutip dari TRT Word, Selasa 5 Maret 2022.

Laporan tersebut memperkirakan pertumbuhan tercepat akan datang dari kawasan Asia-Pasifik atas inisiatif China, India, dan Pakistan untuk meningkatkan persenjataan nuklir mereka.

Tingkat penjualan bom nuklir memicu kekhawatiran dunia. Bahkan beberapa negara pernah mengeluarkan pernyataan bersama yang mengatakan tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir dan itu harus dihindari.

Baca Juga: Perlakuan Mencengangkan Raffi Ahmad pada Nagita Slavina Dikuliti Ruben Onsu: Gak Usah Ditunjukin!

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat