kievskiy.org

Dipaksa Pindah Tengah Malam, Kisah Mengerikan Warga Shanghai yang Negatif Covid-19

Petugas berbaju hazmat di tengah melonjaknya kasus COvid-19 di Shanghai, China pada 21 April 2022.
Petugas berbaju hazmat di tengah melonjaknya kasus COvid-19 di Shanghai, China pada 21 April 2022. /Reuters/Andrew Galbraith REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Shanghai telah melakukan penguncian ketat selama berminggu-minggu untuk 25 juta warganya, di mana baru-baru ini muncul kisah mengerikan dari kebijakan nol Covid yang diinginkan China.

Meski mengklaim 6 distrik mencapai status nol Covid, Shanghai tetap melakukan penguncian ketat, bahkan kepada warga yang negatif dari infeksi Covid-19.

Adalah Lucy, warga Shanghai yang menolak menyebutkan nama marganya, melaporkan bagaimana China memaksa mereka yang negatif Covid-19, untuk pindah dari apartemen dengan naik bus dan masuk ke pusat karantina darurat.

Menurut polisi yang memaksa mereka pindah dengan naik bus di tengah malam, warga Shanghai yang negatif Covid-19 tidak diizinkan melakukan karantina di rumah dan harus dibawa ke pusat karantina darurat.

Baca Juga: China Berkomitmen Jadi Penengah, Dorong Penyelesaian Konflik Semenanjung Korea hingga ke Akarnya

Diklaim Lucy, pusat karantina darurat ini berada di provinsi tetangga, sekitar 400 km jauhnya, yang harus diisi warga Shanghai yang negatif Covid-19.

"Polisi memberi tahu kami bahwa ada terlalu banyak kasus positif di kompleks kami dan jika kami terus tinggal di sini, kami semua akan terinfeksi," kata Lucy dengan hanya menggunakan nama depannya untuk alasan privasi.

"Kami tidak punya pilihan," ujar Lucy menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari NDTV.

Dalam kejadian itu, sebuah kompleks di suatu distrik di Shanghai telah memiliki lusinan orang positif terinfeksi Covid-19, sehingga warga yang negatif harus dijauhkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat