kievskiy.org

Jurnalis Foto Reuters yang Dibunuh Taliban Raih Pulitzer Kedua secara Anumerta

Seorang 'Naga Sadhu', atau orang suci Hindu, memasang topeng di wajahnya sebelum memasuki sungai Gangga selama Shahi Snan tradisional, atau saus kerajaan, di festival Kumbh Mela di Haridwar, India, 12 April 2021.
Seorang 'Naga Sadhu', atau orang suci Hindu, memasang topeng di wajahnya sebelum memasuki sungai Gangga selama Shahi Snan tradisional, atau saus kerajaan, di festival Kumbh Mela di Haridwar, India, 12 April 2021. /Reuters/Danish Siddiqui

PIKIRAN RAKYAT - Jurnalis foto Reuters yang terbunuh, Danish Siddiqui, secara anumerta dianugerahi Penghargaan Pulitzer 2022 dalam kategori fotografi fitur untuk liputannya tentang krisis Covid-19 di India.

Siddiqui bersama rekan-rekannya, Sanna Irshad Mattoo, Amit Dave, dan Adnan Abidi dari Reuters, mendapat penghargaan bergengsi itu berdasarkan foto-foto korban Covid-19 di India yang menggambarkan "keintiman dan kehancuran".

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Independent, Siddiqui dibunuh oleh militan Taliban pada Juli 2021 saat liputan bersama barisan pasukan khusus Taliban dalam serangan mendadak di Kandahar, beberapa minggu sebelum negara itu jatuh ke tangan kelompok Islam militan.

Menurut situs Pulitzer Prize, para juri memindahkan karya tim jurnalis foto Reuters India itu dari kategori fotografi berita terkini ke fotografi fitur.

Baca Juga: Viral Video Layanan Puskesmas Kosong saat Darurat, Ibu dan Anak Meninggal karena Tak Ada Sopir Ambulans

Baca Juga: Bill Gates Positif Covid-19: Saya Masih Beruntung

Foto-foto Siddiqui CS menangkap kengerian gelombang Delta Covid-19 yang melanda India pada April hingga Mei 2021. Fasilitas kesehatan kewalahan dan orang-orang berebut oksigen setiap hari.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa jutaan orang di India telah meninggal karena Covid selama pandemi, di tengah kekurangan tempat tidur rumah sakit, oksigen, dan obat-obatan. Jumlah pasti kematian telah dipertanyakan karena pemerintah negara itu menentang angka WHO.

Untuk diketahui, ini adalah kedua kalinya Siddiqui memenangkan Pulitzer. Dia adalah bagian dari tim Reuters yang dianugerahi hadiah pada 2018 untuk liputan mereka tentang krisis Rohingya.

Lahir pada 19 Mei 1983, Siddiqui menjadi jurnalis setelah belajar untuk gelar Master di bidang Komunikasi Massa dari Universitas Jamia Millia Islamia di Delhi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat