kievskiy.org

Negara Barat Gagal 'Tekuk' Rusia, Ukraina Hanya Jadi Korban dengan Bantuan Militer yang Sia-Sia

Ilustrasi Invasi Rusia ke Ukraina.
Ilustrasi Invasi Rusia ke Ukraina. /Reuters//Alexander Ermochenko

PIKIRAN RAKYAT - Pierre Henrot, yang menjabat sebagai perwira artileri nuklir berpangkat tinggi di NATO dan penjaga perdamaian PBB di Balkan, mengatakan kepada Sputnik bahwa keputusan untuk memasok Ukraina dengan peralatan berat sudah ada sejak akhir April 2022.

Presiden AS, Joe Biden tak jadi menyumbangkan sistem rudal self-propelled M270, dengan jangkauan 300 kilometer, karena khawatir pasukan Ukraina akan menyerang Rusia.

"Saya pikir kita akan mencapai batas dari apa yang Eropa dan bahkan AS bersedia berikan ke Ukraina, meskipun ada tuntutan baru yang mendesak oleh pemerintah Zelensky," katanya.

Pierre Henrot mengatakan desakan dari Ukraina adalah meminta AS dan NATO untuk mengirimkan senjata yang bisa menembus langsung ke Rusia.

Baca Juga: Gudang Persenjataan NATO untuk Ukraina Menipis, Eks Komandan Artileri: Saatnya Kirim Senjata ke Jantung Rusia

Namun, permintaan itu sulit untuk dilakukan lantaran Rusia tidak akan pernah membiarkan itu terjadi.

Jika terjadi pengiriman senjata yang bisa menembus langsung Rusia, maka pertempuran bukan lagi menjadikan Ukraina sebagai target, tetapi negara yang mengirim bantuan bisa terseret dalam perang yang sudah 4 bulan berlangsung.

"AS telah mengirim banyak dan dapat mengirim lebih banyak, sebagai pengganti kerugian. Adapun orang Eropa, terlepas dari publisitas yang dibuat tentang pengiriman ini, mereka tidak dapat mengirim lebih banyak alat berat, karena tidak banyak lagi yang tersedia di gudang senjata mereka,” katanya.

“Meskipun situasi sulit tentara Ukraina di Donbas, AS telah mencapai batas untuk jenis senjata yang akan disediakan," ucapnya lagi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat