PIKIRAN RAKYAT - Protes besar-besaran terjadi di Bangladesh selama akhir pekan. Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan menyerbu dan merusak SPBU menuntut pembatalan kenaikan harga bahan bakar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ribuan pengunjuk rasa itu turun ke jalan di beberapa kota di Bangladesh setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar hampir 52 persen, tertinggi sejak negara itu merdeka.
Para pengunjuk rasa yang merasa kecewa dan marah mengepung stasiun pengisian bahan bakar dan menuntut pembatalan kenaikan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sementara itu pemerintah Bangladesh justru menyalahkan invasi Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung atas kenaikan harga bahan bakar yang terjadi.
Menurutnya, invasi Rusia-Ukraina telah membuat harga energi global menonjak, bahkan ketika minyak telah jatuh kembali dalam beberapa pekan terakhir karena kekhawatiran resesi meningkat.
Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari The Hindustan Times, Bangladesh telah menaikkan harga bahan bakar dan akan memangkas beban subsidi negara.
Baca Juga: Kenapa Brigadir RR Kena Pasal Dugaan Pembunuhan Berencana, tapi Bharada E Tidak?
Secara langsung hal itu tentu akan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakatnya sendiri. Selain itu keputusan pemerintah Bangladesh juga akan memberi tekanan lebih pada inflasi yang sudah berjalan di atas 7 persen.