PIKIRAN RAKYAT - Krisis ekonomi melanda Sri Lanka pascakegagalan pemerintahan sebelumnya akibat utang yang menumpuk.
Di tengah krisis ekonomi yang sedang berlangsung di negara itu, Sri Lanka memotong pajak produk sanitasi wanita.
Hal ini dilakukan dalam upaya membantu wanita yang tidak mampu membeli produk kebersihan.
Media lokal News First mengutip divisi media kepresidenan melaporkan bahwa pemerintah membebaskan bea masuk untuk lima bahan baku impor pembalut yang diproduksi secara lokal.
"Itu (pemerintah) juga telah memutuskan untuk memberikan konsesi pajak untuk pembalut jadi impor juga," lapor News First.
Menurut laporan yang sama, harga sebungkus 10 pembalut yang diproduksi secara lokal akan dikurangi sebesar 50 hingga 60 dengan konsesi pajak ini.
Oleh karena itu, harga eceran maksimum satu bungkus akan menjadi 260-270 rupee Sri Lanka, atau sekitar Rp10.904-Rp11.323 per bungkusnya.
Harga eceran konsumen dari produk jadi yang diimpor akan diturunkan sebesar 18 persen atau 19 persen.