kievskiy.org

AS-Tiongkok Sunyi Senyap, Pakar Justru Sebut Risiko Konflik Militer Kedua Negara Lebih Tinggi

KAPAL tempur USS Montgomery (LCS 8) melakukan operasi rutin di dekat wilayah Capella Barat, Laut China Selatan pada 7 Mei 2020.*
KAPAL tempur USS Montgomery (LCS 8) melakukan operasi rutin di dekat wilayah Capella Barat, Laut China Selatan pada 7 Mei 2020.* /US Navy via Bussines Insider

PIKIRAN RAKYAT - Para pakar mengatakan risiko konflik militer antara Tiongkok-Amerika Serikat bisa menjadi lebih tinggi dari yang sebelumnya karena saluran komunikasi antara angkatan bersenjata kedua negara tidak ada lagi.

Wu Shicun selaku presiden National Institute untuk studi Laut China Selatan mengatakan Beijing dan Washington mengunci persaingan di berbagai bidang, ketidakpercayaan politik yang terbangun di kedua negara menyebabkan ratusan saluran komunikasi antar pemerintah ditutup.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari SCMP, menurut sebuah laporan terkait kehadiran militer AS di wilayah Asia-Pasifik yang dirilis pada hari Selasa 23 Juni 2020, komunikasi antara tentara AS dan Tiongkok menurun drastis sejak tahun 2018.

Baca Juga: Pihak Agensi Benarkan Kabar Taecyeon 2PM Miliki Kekasih Non-Selebriti 

Hubungan kemudian memburuk, setelah AS menarik undangannya bagi Tiongkok untuk mengambil bagian dalam latihan angkatan laut multinasional berskala besar, yang dikenal sebagai Rim of the Pacific, ini terjadi dua tahun lalu.

Menurut laporan itu juga, AS menyebutnya sebagai pembalasan atas Tentara Pembebasan Rakyat karena menyebarkan sistem rudal dan mendaratkan pesawat pembom di Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan.

"Saya pikir risiko konflik meningkat, terutama setelah nyaris terjadi tabrakan antara kapal USS Decatur destroyer-missile dan kapal penghancur Tiongkok Lanzhou pada bulan September di Laut Cina Selatan," kata Wu.

Baca Juga: Lakukan Aksi Kriminal di Belasan Titik, Enam Spesialis 'Gedor' Rumah Ditangkap Polres Sukabumi Kota

Dalam pertemuan yang panas pada September 2018, kapal USS Decatur yang sedang melakukan operasi kebebasan navigasi muncul dalam jarak hanya 41 meter dari kapal Lanzhou di dekat Gaven Reef, wilayah yang diklaim Tiongkok.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat