PIKIRAN RAKYAT - Warga Palestina baru-baru ini kembali mendapatkan serangan dari tentara Israel hingga menewaskan setidaknya 11 orang termasuk remaja di Nablus. Selain itu, puluhan warga lainnya mendapat penyerbuan dari pasukan Israel pada Rabu, 22 Februari 2023.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan Negara Palestina, ia pun mengaku bahwa kejadian tersebut merupakan eskalasi paling mematikan di Tepi Barat sejak tahun 2005.
Bagaimana tidak, berdasarkan pernyataan Kementerian Palestina, lebih dari 80 warga di negara tersebut menerima luka tembak. Para tentara Israel menyebut penyerangan tersebut sebagai operasi "kontra-terorisme", hingga memicu perhatian internasional dan seruan untuk tetap tenang.
Hussein Al Sheikh selaku Pejabat Tinggi di Negara Palestina turut mengecam serangan tersebut dan mengecap tidakan itu sebagai "pembantaian" serta meminta perhatian dunia untuk melakukan "perlindungan internasional untuk rakyat kami".
Baca Juga: 9 Poin Pertimbangan Polri Pertahankan Bharada Eliezer
Menurut pernyataan dari para tentara Israel, serangan yang dilakukan tersebut menargetkan tersangka militan dan diduga berada di sebuah apartemen persembunyian. Tentara Israel pun mengaku bahwa tersangka tersebut telah melakukan penembakan di Tepi Barat.
Selain itu, ia juga mengaku bahwa pasukannya diserang langsung, namun beruntungnya tak ada korban jiwa dari kejadian tersebut.
PBB Angkat Bicara
Antonio Guterres selaku Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa situasi di Palestina sangat mudah terpicu dengan ketegangan karena proses perdamaian yang masih belum terjadi.