PIKIRAN RAKYAT - Diskusi pengendalian senjata antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia berakhir di Wina pada Selasa, 18 Agustus 2020.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman The Independent, kedua negara meninggalkan 'meja' dengan kekhawatiran yang belum terselesaikan.
Unsur paling kontroversial dari diskusi tersebut pun melibatkan Tiongkok.
Baca Juga: PSG vs Bayern Munchen Final Liga Champions: Adu Tajam Duet Lini Depan Masing-masing Tim
Sebab pihak AS dan Rusia diketahui cukup bimbang memasukkan negara tersebut ke dalam perjanjian senjata nuklir yang akan dilakukan pada masa mendatang.
Berbeda dengan Rusia, Amerika Serikat telah menuntut Tiongkok untuk diikutsertakan dalam setiap kesepakatan mengenai perjanjian senjata.
Tiongkok juga sempat diundang dalam pembicaraan di Wina oleh pihak AS namun menolak dengan alasan tertentu.
Baca Juga: Diminta Anaknya Cari Pengganti Kiwil, Meggy Wulandari: Pengen Mamanya Cepet-cepet Nikah
Negosiator AS, Marshall Billingslea menyatakan bahwa Beijing sebenarnya memiliki 'kewajiban' untuk berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut.