kievskiy.org

Belanda Pernah Tawarkan Ganti Rugi Rp81 Juta ke Anak Korban Perang, Selalu Ditolak Keluarga

Ilustrasi penjajahan Belanda.
Ilustrasi penjajahan Belanda. /Twitter/@tukangpulas

PIKIRAN RAKYAT – Sejak tahun 2013 silam, pemerintah Belanda selalu menyatakan perhomonan maaf mereka atas penjajahan yang terjadi di Indonesia, dengan kekerasan ekstrem yang dilakukan tentara Negeri Kincir Angin tersebut. Secara bertahap pemerintah Belanda menghubungi keluarga korban perang yang mengajukan tuntutan kepada mereka.

Pemerintah Belanda pun dituntut untuk memberikan kompensasi kepada janda dan anak korban perang yang gugur dalam kondisi mengenaskan. Setekah putusan pengadilan, yang menyatakan pemerintah Belanda bersalah, mereka bersiap dengan adanya banyak tuntutan yang bisa diajukan keluarga.

Jumlah kompensasi yang diterima oleh janda dan anak korban perang asal Indonesia pun bermacam-macam. Namun Belanda baru akan memberikan kompensasi tersebut setelah persidangan digelar.

Pada 2020 lalu, pemerintah Belanda juga sempat menawarkan kompensasi untuk anak korban perang yang dieksekusi tentara Belanda selama periode 1945 dan 1950. Namun jumlahnya tak seberapa dibandingkan dengan nyawa ayah mereka yang harus hilang.

Baca Juga: Belanda Akui Kemerdekaan Indonesia, Diminta Kembalikan Uang Rp504 Triliun dan Hapus Istilah Hindia Belanda

Melansir Reuters pada 18 Juni 2023, Belanda berharap kedua belah pihak menyelesaikan pengadilan yang panjang setelah adanya kompensasi. Adapun kompensasi yang dimaksudkan adalah 5.000 euro atau kurang lebih Rp81 juta (kurs Rp16.398).

Tawaran dari pemerintah Belanda itu pun ditolak oleh anak-anak korban perang. Mereka merasa nyawa ayah mereka yang dirampas tak bisa digantikan dengan uang, apalagi hal itu berdampak panjang dalam kehidupan mereka.

Keluarga korban perang mengaku masih trauma dengan apa yang dilakukan tentara Belanda. Pasalnya pada saat itu, para tentara Belanda melakukan eksekusi lawan tanpa pengadilan, hingga menyiksa tahanan selama interogasi.

Meski mendapat penolakan dari keluarga, namun niatan pemerintah Belanda ini mendapat respons baik dari banyak pihak. Ketua Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) Jeffry Pondaag menyambut baik niatan pemerintah Belanda.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat