kievskiy.org

Menghemat Pasokan Makanan di Beijing, 'Piring Bersih' Dikampanyekan Walaupun Tak Sesuai Budaya Lokal

Ilustrasi makan-makan di restoran.
Ilustrasi makan-makan di restoran. /Pixabay/Free-Photos

PIKIRAN RAKYAT - Ketika Ren Yushi sedang makan di restoran dengan keluarganya, ia memutuskan untuk memesan sedikit saja. Untuk meminimalisir sisa makanan yang ada, ia membawa sisa-sisa tersebut pulang.

Namun, kalau sedang makan di restoran dengan tamu dan teman dari luar kota, dosen ekonomi tersebut sering memesan lebih dari yang ia perlukan. Ia tidak ingin yang lain menganggapnya pelit.

“Ketika Anda mentraktir orang lain, Anda mesti murah hati, meskipun itu berarti Anda harus pulang dan makan sayur kalengan,” ujar Ren (46) sepert dilansir laman Straits Times, Jumat 21 Agustus 2020.

Baca Juga: Jadwal TV Nasional Hari Ini: Sabtu 22 Agustus 2020, Ender's Game hingga Kualifikasi MotoGP 2020

“Kita memiliki tradisi di mana tata krama yang baik dalam bertamu adalah menyisakan makanan. Jika piringnya kosong, kesannya buruk untuk Anda sebagai tuan rumah”

Ini adalah apa yang dihadapi Beijing dengan kampanye “Clean Plate” (Piring Bersih) barunya yang diluncurkan minggu lalu oleh Presiden Xi Jinping. Ia menganjurkan restoran-restoran di Tiongkok untuk berhenti menyisakan makanan.

Menyebut kebijakan barunya sendiri “mengejutkan dan menyusahkan”, Presiden Xi mengatakan di komentar yang ditulis oleh surat kabar resmi People’s Daily bahwa kebiasaan berhemat itu perlu ditanamkan.

Baca Juga: 8 Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Membuat Terlihat Lebih Muda, Salah Satunya Tersenyum Lebar

Untuk mendukung poinnya, ia mengutip puisi Dinasti Tang: “Siapa tahu setiap butir nasi di mangkukmu itu adalah buah derita dan kerja keras orang lain.”

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat