kievskiy.org

Kerusuhan di Prancis Diklaim Mereda Usai Pemakaman Nahel

Ilustrasi kerusuhan. Pesepak bola Kylian Mbappe menanggapi kerusuhan yang terjadi di Prancis, apalagi dengan adanya pasukan tambahan.
Ilustrasi kerusuhan. Pesepak bola Kylian Mbappe menanggapi kerusuhan yang terjadi di Prancis, apalagi dengan adanya pasukan tambahan. /Pexels

PIKIRAN RAKYAT – Kerusuhan yang terjadi di seluruh Prancis tampaknya sudah tidak terlalu intens pada Sabtu kemarin, setelah pemakaman seorang remaja yang tertembak oleh seorang polisi ketika sedang pemeriksaan lalu lintas pada Selasa, 27 Juni 2023.

Sekira 45.000 polisi dikerahkan untuk turun ke jalan dengan unit elite khusus, kendaraan lapis baja dan juga menurunkan helikopter untuk memperkuat tiga kota terbesarnya, yakni Paris, Lyon, dan Marseille.

Kunjungan Presiden Emmanuel Macron ke Jerman yang seharusnya akan dimulai pada Minggu ini, untuk sementara ditunda dengan tujuan menangani krisis pada masa kepemimpinannya.

Dilansir dari Reuters, pada Minggu pagi sekira pukul 01.45 WIB (23.45 GMT), terlihat situasi lebih tenang dibandingkan dengan empat hari sebelumnya.

Baca Juga: Kerusuhan di Prancis Memanas, 45.000 Polisi Dikerahkan dan 1.311 Orang Ditangkap

Meskipun di beberapa wilayah masih ada ketegangan akibat peristiwa tersebut seperti di Paris tengah, bentrokan sporadis di kota-kota Mediterania Marseille, Nice, dan kota timur Strasbourg.

Titik terbesar dari kerusuhan tersebut terjadi di Marseille, di kota tersebut polisi sampai menembakan gas air mata dan bertempur di jalanan dengan pemuda di sekitar pusat kota hingga larut malam.

Di Paris, yang sebelumnya ramai dengan turis dan para wisatawan, kini dipenuhi dengan pasukan keamanan. Toko di sekitarnya pun ikut ditutup demi keamanan dan mencegah potensi adanya kerusakan dan penjarahan.

Salah seorang pensiunan yang tinggal di pusat kota, Tatiana (79), mengatakan, “Sangat menakutkan. Kami bisa mendengar suara helikopter dan tidak mau keluar karena sangat mengkhawatirkan,” ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat