kievskiy.org

Ancaman Perbudakan Modern Dihadapi Buruh Garmen di Beberapa Negara Asia, Covid-19 Buat Kian Terpuruk

Ilustrasi pabrik kain, garmen, tekstil.
Ilustrasi pabrik kain, garmen, tekstil. /Pixabay/Mploscar

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Covid-19 membuat perekonomian di negara-negara penghasil garmen terpuruk. Walhasil ancaman perbudakan modern terhadap buruh garmen di beberapa negara Asia kian menguat selama pandemi ini.

Hal itu sebagaimana hasil penelitian lembaga analis risiko asal Inggris, Verisk Maplecroft, Jumat 5 September 2020.

Menurut analisis Maplecroft situasinya dapat berakibat buruk mengingat Covid-19 membuat perekonomian di negara-negara penghasil garmen terhantam hebat.

Baca Juga: Mantan Istri Kedua Sebut Diperlakukan bak ART saat Menikah, Pihak Ayah Atta Halilintar Buka Suara

Beberapa ancaman yang dihadapi buruh, di antaranya meningkatnya pelanggaran hak pekerja serta lemahnya penegakan hukum.

Untuk pertama kalinya, India dan Bangladesh masuk dalam daftar negara dengan “risiko ekstrem” bersama China dan Myanmar.

Setidaknya ada 32 negara masuk daftar rentan kasus perbudakan modern, demikian hasil indeks Perbudakan Modern yang disusun oleh Verisk Maplecroft.

Baca Juga: Abu Bakar Sidik dan Sirojudin Jadi Pasangan Pertama yang Mendaftar Pilkada Kabupaten Sukabumi ke KPU

Buruh garmen di Kamboja dan Vietnam juga menghadapi ancaman perbudakan modern yang menguat sampai tingkat tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat