PIKIRAN RAKYAT - Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Henry Hidayatullah mengungkap kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza usai terdampak serangan udara yang dikirimkan Israel.
Secara keseluruhan, operasional RS hingga saat ini masih berjalan, dan korban terus menerus berdatangan hingga membuat tenaga medis kewalahan.
Selain itu, semenjak serangan dari Israel meningkat, Rumah Sakit Indonesia di Gaza dilaporkan kehabisan tempat untuk menampung mayat sehingga beberapa jasad terlihat bergelimpangan di luar kamar jenazah.
"Secara ilustrasi gambaran umumnya adalah dalam kondisi normal, dalam situasi yang terburuk ada seperti itu. Ada kondisi-kondisi kebutuhannya tinggi, apalagi dalam kondisi seperti ini dan resources yang ada dengan korban yang banyak, plus kita bisa lihat di media sosial kami. Mayat-mayat sudah meluap sampai ke luar dari kamar jenazah ruang rumah sakit Indonesia di Gaza, tidak bisa menampung mayat-mayat sehingga ada di letakkannya di luar," katanya.
Tak hanya korban tewas, Rumah Sakit Indonesia di Gaza juga alami lonjakan pasien yang cukup signifikan sehingga tak dapat dimungkiri pusat pelayanan medis itu kekurangan pasokan alat kesehatan, pun begitu tenaga medis yang menangani para korban.
"Korban lukanya sangat tinggi sehingga mau tidak mau pasti butuh tambahan resources, baik dari SDM maupun alat kesehatan dan obat-obatan. Terkait data obat-obatan kami sudah terima, tapi secara gambaran umumnya adalah data-data kebutuhan emergency case seperti perban, infus, dan benang jahit ya itu gambaran umumnya karena kasus-kasus trauma," katanya.
Henry mengatakan, akibat serangan kemarin, selang pipa distributor oksigen konsentrat terkena bom sehingga perlu diperbaiki.
Meski demikian, aktivitas perawatan di rumah sakit masih bisa berjalan dengan segala keterbatasan yang menyertai.