PIKIRAN RAKYAT – Siapa yang tidak mengenal Brunei Darussalam? Negara kecil berpenduduk Islam yang dikenal makmur tersebut memang menjadi salah satu negara tetangga Indonesia yang paling populer. Meski hanya memiliki luas 5.765 KM persegi, Brunei Darussalam memiliki ikatan khusus dengan penduduk Indonesia karena latar belakang kebangsaan yang sama-sama melayu dan agama yang sama-sama memeluk Islam.
Saat ini, Brunei Darussalam memiliki Indeks Pembangunan Manusia tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Singapura. Hal tersebut menjadikan negara kecil di Pulau Kalimantan itu sebagai salah satu negara maju di kawasan ini. Dengan populasi sekitar 460,345 jiwa pada tahun 2020, Brunei telah mencatat pencapaian yang patut dicontohkan dalam sejumlah indikator ekonomi dan sosial.
mengindikasikan kemajuan dalam aspek-aspek seperti pendidikan, kesehatan, dan standar hidup yang lebih tinggi. Sebagai negara dengan budaya Islam yang kuat, Brunei juga dikenal karena ketegasannya dalam melaksanakan nilai-nilai Islam dalam pemerintahan dan kehidupan masyarakat.
Namun, salah satu faktor utama yang telah menjadikan Brunei Darussalam dikenal sebagai salah satu negara terkaya di dunia adalah sumber daya alamnya. Negara ini memiliki ladang minyak bumi dan gas alam yang luas, yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi negara. Forbes bahkan menempatkan Brunei sebagai negara terkaya kelima di dunia dari 182 negara yang ada.
Kalahkan Indonesia Soal Kekayaan
Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Brunei Darussalam juga menonjol, berada di peringkat kelima di dunia menurut Dana Moneter Internasional. Hal tersebut mengindikasikan bahwa warga Brunei menikmati tingkat kemakmuran yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari mereka, dengan daya beli yang kuat.
Selain mencapai posisi yang mengesankan dalam sejumlah indikator ekonomi, data Gross National Income (GNI) Brunei Darussalam juga mengungkapkan pencapaian luar biasa. Dengan GNI per kapita sebesar US$31.410 pada tahun 2022, Brunei Darussalam mengungguli negara-negara tetangganya, termasuk Indonesia, yang memiliki GNI per kapita sekitar US$4.580 pada tahun yang sama.
Prestasi Brunei ini terutama mengesankan karena wilayahnya yang relatif kecil dan populasi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara-negara besar seperti Indonesia. Pada 2022, Brunei berada di posisi kedua di Asia Tenggara dalam hal GNI per kapita, hanya di belakang Singapura yang mencatatkan GNI per kapita sebesar US$67.200.
Jika dibandingkan dengan Nusantara, meskipun Indonesia memiliki jumlah populasi yang lebih besar dan luas wilayah yang lebih besar daripada Brunei, GNI per kapitanya tetap lebih rendah. Namun, Bank Dunia mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik pada 2022, dengan pertumbuhan PDB sebesar 5,3% (tahun ke tahun), telah membantu negara ini mencapai status berpendapatan menengah-atas. Meskipun demikian, Indonesia masih berada di peringkat ke-5 dalam hal GNI per kapita di Asia Tenggara.
Brunei Darussalam dan Singapura adalah pengecualian dalam kategori berpendapatan di Asia Tenggara. Kedua negara ini masuk ke dalam kategori negara berpendapatan tinggi (high income), dengan GNI per kapita yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini.