PIKIRAN RAKYAT - Genosida Israel di Palestina menjadi salah satu konflik paling berkepanjangan dan kompleks di dunia. Akar masalah utama dalam konflik ini yakni klaim atas tanah dan hak nasional.
Palestina maupun Israel mengeklaim hak mereka atas tanah yang sama, dan hal tersebut menjadi sumber ketegangan yang berkepanjangan.
Selama beberapa dekade, banyak upaya yang telah dilakukan untuk mencari penyelesaian konflik Palestina dan Israel. Ini menjadi tantangan besar dalam diplomasi internasional.
Penyelesaian sempat dilakukan dengan melibatkan pembicaraan antara Israel, Palestina, dan pihak-pihak terkait, seperti Amerika Serikat. Meskipun ada perubahan kepemimpinan di Israel dan upaya diplomasi yang berkelanjutan, namun penyelesaian yang adil dan berkelanjutan tetap sulit dicapai.
Baca Juga: Jokowi Sumringah Warga Karo Bangun Patung Dirinya Usai Perbaiki Jalan yang 30 Tahun Rusak
Kepala Perwakilan PBB untuk Indonesia Valerie Julliand mengatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengaku kesulitan menjalankan tugasnya dalam menangani krisis, salah satunya genosida Israel karena tidak bisa intervensi terhadap suatu negara.
“PBB beranggotakan 193 negara. Apa yang kami lakukan sebagai perwakilan PBB, mandat, tindakan kami ditentukan oleh negara-negara anggota,” kata Julliand.
Menurut Julliand, alasan PBB tidak bisa melakukan intervensi bukan karena para anggotanya tidak mau, tetapi karena negara anggotanya tidak menyetujuinya.
Alasan lain PBB sulit melakukan tugasnya dalam situasi krisis karena Dewan Keamanan yang tidak menyepakati resolusi yang memungkinkan intervensi lebih cepat. Sebagai badan tertinggi PBB, Dewan Keamanan bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.