kievskiy.org

Rumah Sakit Gaza Berubah Jadi Kuburan Massal Korban Genosida Penjajah Israel

Wanita Palestina Inas Abu Maamar, 36, memeluk jenazah keponakannya yang berusia 5 tahun, Saly, yang terbunuh dalam serangan Israel, di rumah sakit Nasser di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 17 Oktober 2023.
Wanita Palestina Inas Abu Maamar, 36, memeluk jenazah keponakannya yang berusia 5 tahun, Saly, yang terbunuh dalam serangan Israel, di rumah sakit Nasser di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 17 Oktober 2023. /Reuters/Mohammed Salem

PIKIRAN RAKYAT - Staf Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza mengonfirmasi telah menguburkan puluhan pasien secara massal ketika ribuan warga Palestina masih terjebak di fasilitas tersebut yang dikepung penjajah Israel.

"Ada banyak jenazah berserakan di kompleks rumah sakit dan tidak ada listrik lagi di kamar mayat," kata Direktur Rumah Sakit Al-Shifa Mohammad Abu Salmiya kepada AFP pada Selasa, 14 November 2023.

"Kami terpaksa menguburkan mereka di kuburan massal," ucapnya.

Baca Juga: Warga Cibodas Bandung Barat Kekurangan Air Bersih, Harus ke Penampungan untuk Sekadar Mencuci

Sejauh ini, kata dia, 179 jenazah telah dikuburkan di halaman (RS) dan tujuh bayi serta 29 pasien dalam perawatan intensif termasuk di antara mereka yang meninggal sejak bahan bakar untuk generator rumah sakit habis pada Sabtu lalu.

Penjajah Israel telah mengepung rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, yang menurut Israel, terletak di atas kompleks terowongan dan pusat komando yang digunakan oleh Hamas.

Hamas membantah ada pejuang yang hadir dan mengatakan 650 pasien dan 5.000 hingga 7.000 warga sipil yang mengungsi terjebak di dalam halaman rumah sakit dan terus-menerus diserang oleh penembak jitu dan drone.

Amerika Serikat mengatakan "memiliki informasi bahwa Hamas dan Jihad Islam Palestina menggunakan beberapa rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk al-Shifa, dan terowongan di bawahnya untuk menyembunyikan dan mendukung operasi militer mereka dan untuk menyandera," menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby.

Dia mengatakan anggota kedua kelompok Palestina "mengoperasikan pusat komando dan kontrol dari al-Shifa di Kota Gaza" dan menyimpan senjata di sana.

Kirby tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim tersebut, yang mencerminkan tuduhan yang dibuat, juga tanpa bukti, oleh Israel.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat