kievskiy.org

Serangan Udara di Gaza: Puluhan Warga Palestina Tewas, Israel Penjajah Putuskan Tetap Berperang

Asap mengepul setelah serangan udara Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza.
Asap mengepul setelah serangan udara Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza. /Reuters/Bassam Masoud

PIKIRAN RAKYAT - Puluhan warga Palestina tewas dalam serangan udara yang menghantam kamp pengungsi Gaza, demikian diungkapkan oleh sumber-sumber Palestina pada hari Minggu 24 Desember 2023. Serangan tersebut menjadi sorotan internasional, menambah tragedi kemanusiaan yang sudah melanda wilayah tersebut selama beberapa pekan terakhir.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qidra, melaporkan bahwa sedikitnya 70 orang tewas di kamp pengungsi Maghazi, dan jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah. Laporan awal mencatat bahwa 12 perempuan dan tujuh anak-anak termasuk di antara korban jiwa.

"Kami semua menjadi sasaran," ungkap Ahmad Turokmani, yang kehilangan beberapa anggota keluarganya, termasuk putri dan cucunya. "Lagi pula, tidak ada tempat yang aman di Gaza."

Sejumlah bangunan di kamp tersebut mengalami kerusakan parah, terutama blok perumahan yang menjadi tempat tinggal sejumlah besar keluarga. Reporter yang berada di lokasi kejadian melaporkan adanya mayat-mayat dan orang-orang terluka yang dilarikan dari tempat kejadian.

Kantor juru bicara militer Israel menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan tersebut. Jumlah korban tewas awalnya dilaporkan sebanyak 16 orang, namun angka tersebut meningkat dengan cepat.

Bulan Sabit Merah Palestina mengonfirmasi bahwa tim medis mereka "mengangkut sejumlah besar syuhada dan terluka setelah menargetkan sebuah lapangan perumahan di kamp pengungsi Maghazi." Video penghancuran yang beredar di media sosial semakin menggambarkan skala kehancuran dan penderitaan di wilayah tersebut.

Para pemimpin Israel mengakui bahwa negara mereka membayar "harga yang sangat mahal" di Gaza, terutama setelah 15 tentaranya tewas dalam pertempuran akhir pekan sebelumnya. Namun, meningkatnya jumlah korban di antara warga sipil Palestina meningkatkan kekhawatiran akan penurunan dukungan publik terhadap perang yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, "Perang ini menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi kami, namun kami tidak punya pilihan selain terus berperang." Sementara itu, Presiden Israel Isaac Herzog mengimbau persatuan di tengah ujian berat. "Momen ini adalah sebuah ujian. Kami tidak akan pecah atau berkedip," ujarnya dalam pidato yang disiarkan secara nasional di televisi.

Perang yang sedang berlangsung telah menghancurkan sebagian wilayah Gaza, menewaskan lebih dari 20.000 orang, dan memaksa hampir seluruh 2,3 juta penduduknya mengungsi. Situasi ini semakin memperdalam krisis kemanusiaan yang sudah melanda Gaza dalam beberapa tahun terakhir.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat