kievskiy.org

Presiden Palestina Kecam Serangan Israel Penjajah yang Merenggut Damai Natal di Gaza

Presiden Palestina marah dan mengutuk tindakan penembak misterius yang meneror Israel sebanyak 3 kali dalam seminggu.
Presiden Palestina marah dan mengutuk tindakan penembak misterius yang meneror Israel sebanyak 3 kali dalam seminggu. /Reuters/Alaa Badarneh

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk keras serangan Israel yang menyasar tanpa pandang bulu umat Islam dan Kristen di Jalur Gaza.

Pada Minggu kemarin, Abbas menyamakan agresi Israel saat ini dengan peristiwa Nakba pada tahun 1948, yang menyebabkan ratusan ribu warga Palestina diusir dari rumah dan tanah mereka.

Abbas menyatakan bahwa Bethlehem, kota di Tepi Barat yang dianggap sebagai tempat kelahiran Kristus, mengalami kesedihan yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat agresi Israel.

"Serangan ini mengingatkan kita pada Nakba 1948," ujar Presiden Abbas.

Peristiwa Nakba, yang berarti "Bencana," terjadi pada 1948 ketika sekitar 800 ribu warga Palestina diusir secara paksa menyusul pembentukan Israel.

Pada perayaan Hari Natal, pasukan Israel dikatakan secara brutal menyerang Rumah Sakit Baptis Evangelis, Pusat Kebudayaan Ortodoks, Aula Gereja Ortodoks Yunani, Gereja Keluarga Kudus, masjid, sekolah, dan rumah sakit di Gaza.

Abbas menegaskan bahwa serangan ini tidak membedakan antara umat Muslim dan Kristen.

"Agresi pendudukan menargetkan umat Kristiani, semua rakyat kami, dan tempat-tempat suci Islam dan Kristen di Yerusalem dan Tepi Barat," tegas Abbas, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita resmi Palestina, Wafa.

Dalam seruan kuatnya, Presiden Palestina mengajak untuk menjadikan Natal sebagai "momen untuk menghentikan perang dan agresi terhadap rakyat kami di Gaza dan seluruh wilayah Palestina yang diduduki." Ia menekankan tekad rakyat Palestina untuk terus berjuang guna mewujudkan negara yang bebas, mandiri, dan berdaulat penuh.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat