PIKIRAN RAKYAT - Pejabat senior Hamas Saleh al-Arouri tewas dibunuh penjajah Israel di Dahiyeh, pinggiran Beirut Selatan, Lebanon, Selasa, 2 Januari 2024, menggunakan pesawat nirawak. Elite Hamas itu sebelumnya memimpin kelompok tersebut di Tepi Barat, Palestina.
Tewasnya elite Hamas itu membuat Kedutaan Besar Israel di seluruh dunia meningkatkan kewaspadaan. Hal itu disampaikan lembaga penyiaran publik Israel, KAN.
"Angkatan udara dan pasukan yang ditempatkan di perbatasan dengan Lebanon juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan di tengah ancaman pembalasan dari Hamas dan Hizbullah," katanya.
Kabinet keamanan Israel dijadwalkan akan sidang hari ini, Kamis, 4 Januari 2024, untuk membahas perkembangan terkini setelah pembunuhan al-Arouri.
Elite Hamas itu sudah lama menjadi target penjajah. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan sudah sejak lama mengancam akan menghabisi nyawa al-Arouri.
Bukan cuma al-Arouri, pejuang Hamas lainnya juga tewas dibunuh. "Samir Findi Abu Amer dan Azzam Al-Aqraa Abu Ammar, pemimpin sayap bersenjata Hamas – Brigade Qassam – juga tewas," kata Hamas dalam pesan di saluran Telegramnya.
Analis politik Israel Akiva Eldar buka suara soal tewasnya petinggi Hamas itu. Menurutnya, merupakan keberhasilan yang sangat dibutuhkan Benjamin Netanyahu.
Senada dengan Akiva, Harb menilai, penjajah melakukan serangan itu untuk mencari kemenangan yang sukar diperoleh. "Sejauh ini, Israel belum bisa mengeklaim kemenangan di Gaza, jadi membunuh para pemimpin Hamas adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan.”
Hizbullah tingkatkan serangan
Direktur penelitian di Arab Center Washington DC Imad Harb memperkirakan, Hizbullah bakal meningkatkan serangan terhadap penjajah sebagai respons atas pembunuhan al-Arouri, tetapi tidak akan meningkatkan konflik menjadi perang habis-habisan.