kievskiy.org

Awal Kronologi AS dan Inggris Serang Yaman, Akankah Mengeskalasi Perang di Timur Tengah?

Sebuah pesawat lepas landas untuk bergabung dengan koalisi pimpinan AS untuk melakukan serangan udara terhadap sasaran militer di Yaman, yang ditujukan pada milisi Houthi.
Sebuah pesawat lepas landas untuk bergabung dengan koalisi pimpinan AS untuk melakukan serangan udara terhadap sasaran militer di Yaman, yang ditujukan pada milisi Houthi. /Reuters/US Central Command via REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Amerika Serikat (AS) dan Inggris meluncurkan serangan ke Yaman pada Kamis 11 Januari 2024 malam. Serangan itu dikhawatirkan akan menyebabkan genosida Israel di Gaza meluas jadi konflik regional di Timur Tengah.

Pasukan AS dan Inggris melancarkan serangan udara terhadap Houthi, menyusul serentetan serangan terhadap kapal pengiriman di Laut Merah. Serangan terhadap rute komersial di salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia itu, dalam beberapa kasus, memaksa perusahaan pelayaran untuk menangguhkan operasi atau melakukan perjalanan yang jauh lebih lama dan lebih mahal di seluruh Afrika.

Serangan AS dan Inggris menargetkan beberapa kota di negara itu, termasuk ibu kota Sanaa, kota pelabuhan barat Hodeidah, serta Saada dan Dhamar. Baik Washington dan London telah berulang kali memperingatkan Houthi agar tidak menyerang kapal yang melewati Laut Merah.

Presiden AS Joe Biden juga mengatakan bahwa serangan itu diluncurkan karena Houthi membahayakan "kebebasan navigasi di salah satu jalur air paling vital di dunia".

Para ahli percaya serangan udara akan berdampak kecil pada melemahnya Houthi atau menghentikan serangan mereka. Serangan itu dilakukan sebagai balasan aksi pembantaian yang dilakukan Israel penjajah di Gaza.

Penulis dan profesor di Departemen Studi Pertahanan King's College London, Andreas Krieg mengatakan bahwa koalisi internasional yang baru-baru ini dibentuk untuk menghentikan serangan Houthi di Laut Merah memiliki keseimbangan yang sangat sulit untuk diserang dengan serangan terhadap Yaman.

"Inggris dan AS ingin mengirim pesan yang kuat, tetapi tidak terlalu kuat untuk menarik ini menjadi eskalasi yang lebih lama di luar perang di Gaza," ucapnya.

"Ini akan sulit dicapai karena tidak ada cara untuk menyerang cukup keras untuk menghancurkan kemampuan militer Houthi," ujar Andreas Krieg menambahkan.

Dia juga percaya bahwa Houthi beroperasi sebagai "jaringan", yang membuat mereka sulit untuk dicegah karena tidak terintegrasi dan terpusat dengan cara yang sama seperti kelompok lain.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat