kievskiy.org

Serangan Balasan AS dan Inggris ke Yaman Tak Bikin Nyali Kelompok Houthi Menciut

Sebuah rudal diluncurkan dari sebuah kapal perang selama operasi koalisi pimpinan AS terhadap sasaran militer di Yaman.
Sebuah rudal diluncurkan dari sebuah kapal perang selama operasi koalisi pimpinan AS terhadap sasaran militer di Yaman. /Reuters/Komando Pusat AS

PIKIRAN RAKYAT – Amerika Serikat dan Inggris melakukan mengebom Yaman setelah konflik di Laut Merah bersama Kelompok Houthi meningkat. Jumat, 12 Januari 2024, pejabat senior AS menyebut pihaknya telah menggunakan lebih dari 150 amunisi untuk menyerang hampir 30 lokasi yang terkait Kelompok Houthi.

Tindakan Kelompok Houthi yang menguasai Laut Merah dan menyerang kapal komersial, menyatakan mereka menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel. Hal itu dimaksudkan untuk menekan pemerintah Israel Penjajah yang melakukan pembantaian di Gaza, Palestina.

Meski Amerika Serikat dan Inggris bersatu untuk menyerang Kelompok Houthi di Yaman, hal itu tak membuat nyali kelompok tersebut menciut. Sebaliknya, mereka menyatakan serangan itu tidak akan menghalangi langkah mereka untuk melanjutkan serangan terhadap Israel Penjajah.

Sabtu, 13 Januari 2024 kemarin, Kelompok Houthi menyatakan akan segera melancarkan serangan lanjutan kepada Israel Penjajah dan sekutunya. Mengingat saat ini kelompok ini menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman yang termasuk ibu kota Sanaa, dan kota Pelabuhan strategis Laut Merah, Hodeidah.

Baca Juga: Pernah Jadi Pelatih Jepang, Philippe Troussier Percaya Diri Vietnam Bisa Unggul: Saya Tahu luar Dalamnya

Kelompok Houthi mengecam serangan udara yang dilakukan sekutu Israel Penjajah, dan agresi terang-terangan yang dilakukan dua negara besar tersebut. Serangan Kelompok Houthi ke Israel Penjajah tidak akan surut.

Sementara itu, pihak AS dan Inggris berdalih melancarkan serangan demi mencegah Kelompok Houthi melakukan serangan lanjutan di Laut Merah. Apalagi Laut Merah jadi jalur perairan vital untuk perdagangan global.

Kunci gencatan senjata di Gaza

Pakar tak lagi heran melihat reaksi Amerika Serikat dan Inggris yang melakukan serangan ke Yaman. Shireen Al Adeimi, asisten professor Amerika keturunan Yaman di Michigan State University, merasa kecewa tapi tidak terkejut melihat serangan AS.

“Hal ini tidak mengherankan karena kita telah melihat bukti berulang kali bahwa kebijakan AS di Timur Tengah, khususnya Yaman bersifat reaktif, mengarah pada kekerasan,” ujar Shireen, dikutip dari Al Jazeera.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat