kievskiy.org

'Dari Sini ke Kuburan', Warga Palestina di Rafah Pasrah Dibantai Israel karena Tak Ada Lagi Tempat Mengungsi

Seorang wanita Palestina berdoa di lokasi serangan Israel di sebuah rumah di Rafah di Jalur Gaza selatan.
Seorang wanita Palestina berdoa di lokasi serangan Israel di sebuah rumah di Rafah di Jalur Gaza selatan. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Beberapa ratus meter dari pagar perbatasan Rafah dengan Mesir, puluhan keluarga Palestina mendirikan tenda sebagai 'upaya terakhir' mereka mencari tempat perlindungan dari pembantaian Israel penjajah di Jalur Gaza. Sebelumnya, mereka harus pindah beberapa kali dari rumah dan dari satu tempat pengungsian ke pengungsian lain.

Akan tetapi, banyak yang sekarang mempertimbangkan kembali pindah karena Israel penjajah mengancam akan melakukan pembantaian di kota perbatasan Rafah, yang sekarang melindungi 1,4 juta penduduk Gaza.

Di Koridor Philadelphi, hamparan tanah sepanjang 14 km di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, Saleh Razaina (42) berlindung di tenda setelah mengungsi untuk keenam kalinya sejak awal serangan Israel penjajah pada 7 Oktober 2023.

Dia dan keluarganya telah kehabisan tenaga secara fisik dan mental akibat mencoba mencari tempat yang aman untuk tinggal.

"Saya datang dari Jabalia (Gaza utara) dan telah mencari perlindungan di berbagai tempat dari utara ke selatan, di Kota Gaza, Deir al-Balah, Khan Younis, dan sekarang kami di sini di Rafah. Beberapa hari setelah kami tiba, Israel mulai mengancam akan menyerang Rafah," kata Saleh Razaina.

"Dalam lima kali pertama kami mengungsi, saya tinggal bersama kerabat dan teman di rumah mereka. Namun di sini di Rafah, saya tidak kenal siapa pun, jadi saya tidak punya pilihan selain tinggal di tenda bersama istri, anak-anak, dan ibu saya," tuturnya.

"Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan atau ke mana saya akan membawa istri, anak-anak, dan ibu yang sudah lanjut usia jika mereka memerintahkan kami untuk pindah lagi," ucapnya menambahkan.

Selama seminggu terakhir, Israel penjajah telah mengintensifkan serangan udara terhadap Rafah. Mereka meluncurkan puluhan serangan udara mematikan di lingkungan padat penduduk dan bangunan tempat tinggal.

Menurut Save the Children, lebih dari 1,3 juta orang, termasuk 610.000 anak-anak, terjebak di Rafah, yang merupakan kurang dari seperlima dari total daratan Gaza.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat